Erosi Sungai Bengawan Solo Ancam Lahan Pertanian dan Infrastruktur di Ngawi: Pemerintah Daerah Siapkan Mitigasi Darurat
Erosi Sungai Bengawan Solo Ancam Lahan Pertanian dan Infrastruktur di Ngawi
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menghadapi tantangan serius akibat erosi tebing Sungai Bengawan Solo. Intensitas banjir yang meningkat memperparah kondisi ini, mengancam lahan pertanian, infrastruktur jalan, dan permukiman warga yang berada di sepanjang aliran sungai.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, telah mengkonfirmasi dampak signifikan erosi ini. Mengingat lambatnya respons dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Pemerintah Kabupaten Ngawi berencana mengambil langkah-langkah mitigasi darurat.
"Kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Kami akan mencoba melakukan penanganan darurat," ujar Ony setelah meninjau langsung lokasi erosi di Desa Banjaransari, Kecamatan Padas.
Erosi tidak hanya menggerus lahan pertanian yang menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat, tetapi juga mengancam infrastruktur vital. Jika tidak segera ditangani, erosi dapat menyebabkan kerusakan jalan dan mengisolasi wilayah tersebut.
Mitigasi Darurat dan Koordinasi dengan BBWS
Prioritas utama Pemerintah Kabupaten Ngawi adalah mencegah jalan terputus akibat erosi. Namun, Ony menekankan pentingnya koordinasi dengan BBWS Bengawan Solo, karena penanganan permanen merupakan kewenangan instansi tersebut. Meskipun demikian, Pemkab Ngawi akan mengalokasikan dana dari APBD untuk intervensi darurat, dengan tetap memperhatikan regulasi yang berlaku.
Kepala Desa Banjaransari, Dodik Surya Mukti Wijaya, mengungkapkan bahwa kerusakan tebing Sungai Bengawan Solo semakin parah setelah banjir besar yang terjadi pada Maret 2025. Banyak titik longsor baru muncul, memperluas area yang terdampak erosi.
"Kondisi saat ini tambah parah. Ada beberapa titik longsoran baru. Kondisi itu menjadikan tebing yang tergerus semakin banyak," kata Dodik.
Sebelumnya, BBWS Bengawan Solo telah melakukan survei lapangan dan berencana memasang batu bronjong sepanjang 200 meter sebagai langkah antisipasi banjir. Namun, proyek ini ditunda karena kerusakan yang terjadi dinilai terlalu berat dan memerlukan penanganan yang lebih komprehensif.
Warga berharap agar penguatan tebing sungai segera dilakukan, mengingat dalam 20 tahun terakhir, aliran sungai telah bergeser hingga 50 meter akibat erosi.
Dampak dan Upaya Penanganan
Berikut adalah poin-poin penting terkait dampak dan upaya penanganan erosi Sungai Bengawan Solo di Ngawi:
- Dampak:
- Kehilangan lahan pertanian.
- Ancaman terhadap infrastruktur jalan dan permukiman.
- Potensi isolasi wilayah.
- Pergeseran aliran sungai.
- Upaya Penanganan:
- Mitigasi darurat oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi.
- Koordinasi dengan BBWS Bengawan Solo untuk penanganan permanen.
- Pengalokasian dana dari APBD Kabupaten Ngawi.
- Usulan penguatan tebing sungai oleh warga.
Erosi Sungai Bengawan Solo merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi jangka panjang. Mitigasi darurat yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi diharapkan dapat mengurangi dampak sementara, sambil menunggu penanganan permanen dari BBWS Bengawan Solo. Kerjasama antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi masalah ini dan melindungi Ngawi dari ancaman erosi sungai.