Real Madrid Telan Kekalahan Telak dari Arsenal: Ancelotti Soroti Kurangnya Komitmen Bertahan Para Pemain Depan
Arsenal Hancurkan Real Madrid di Liga Champions: Sebuah Refleksi atas Komitmen Bertahan
Real Madrid menghadapi tugas berat setelah dipermalukan Arsenal dengan skor telak 0-3 di leg pertama perempat final Liga Champions yang berlangsung di Stadion Emirates. Kekalahan ini bukan hanya sekadar hasil buruk di lapangan, tetapi juga membuka kembali perdebatan mengenai komitmen para pemain depan Los Blancos dalam membantu pertahanan, sebuah isu yang pernah menjadi perhatian serius sang pelatih, Carlo Ancelotti.
Arsenal menunjukkan dominasi yang luar biasa sepanjang pertandingan. Dua gol dari tendangan bebas yang dieksekusi dengan brilian oleh Declan Rice, ditambah satu gol dari Mikel Merino, memastikan kemenangan meyakinkan bagi The Gunners di hadapan pendukung mereka sendiri. Secara statistik, Arsenal unggul dalam penguasaan bola (55%) dan jumlah tembakan tepat sasaran (8 berbanding 3). Lebih jauh lagi, intensitas permainan Arsenal jauh melebihi Madrid, dengan total jarak lari mencapai 113,9 km, unggul hampir 13 km dibandingkan dengan Madrid yang hanya mencatatkan 101,2 km.
Kekalahan ini mengungkit kembali memori pahit bagi Ancelotti. Setelah kekalahan telak 2-5 dari Barcelona di final Piala Super Spanyol pada bulan Januari, Ancelotti secara khusus menyoroti kurangnya kontribusi dari para penyerang andalannya, termasuk Kylian Mbappe, Vinicius Junior, dan Rodrygo, dalam membantu pertahanan tim. Ancelotti mengambil langkah taktis dengan menganalisis pertandingan antara Manchester City dan Arsenal, di mana Arsenal menunjukkan kinerja defensif yang solid dan berhasil memenangkan pertandingan.
Ancelotti menunjukkan kepada Mbappe, Vinicius dan Rodrygo video analisis yang memperlihatkan bagaimana para pemain Arsenal, seperti Leandro Trossard dan Kai Havertz, mampu berlari lebih dari 10 km, sementara Martin Odegaard, Gabriel Martinelli, dan Bukayo Saka bahkan mencatatkan jarak lebih dari 11 km. Sebagai perbandingan, Vinicius hanya berlari 8,7 km, dan Mbappe hanya mencatatkan sekitar 5 km. Ancelotti bahkan berkelakar bahwa jarak lari Mbappe lebih pendek dari penjaga gawang mereka sendiri, Thibaut Courtois.
Upaya Ancelotti sempat membuahkan hasil positif, dengan para penyerang Madrid menunjukkan peningkatan dalam membantu pertahanan. Namun, masalah ini kembali muncul saat menghadapi Arsenal, dan kali ini dampaknya sangat fatal. Kurangnya komitmen bertahan dari para pemain depan memberikan keunggulan bagi Arsenal untuk menguasai lini tengah dan melancarkan serangan balik yang mematikan.
Real Madrid kini menghadapi tugas berat di leg kedua. Mereka harus menang dengan selisih empat gol di Santiago Bernabeu untuk mengamankan tempat di semifinal. Tugas ini akan menjadi sangat sulit, terutama jika para penyerang Madrid tidak bersedia mengubah pendekatan mereka dan meningkatkan kontribusi dalam membantu pertahanan. Pertandingan leg kedua akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Ancelotti dan para pemainnya, apakah mereka mampu mengatasi masalah komitmen bertahan dan menunjukkan mentalitas juara yang sesungguhnya.
Poin-poin penting dalam pertandingan:
- Skor akhir: Arsenal 3 - 0 Real Madrid
- Penguasaan bola: Arsenal 55% - Real Madrid 45%
- Tembakan tepat sasaran: Arsenal 8 - Real Madrid 3
- Total jarak lari: Arsenal 113,9 km - Real Madrid 101,2 km