DPR Soroti Kebisingan Gerbong Kereta Api: KAI dan INKA Diminta Tingkatkan Kenyamanan Penumpang

DPR Minta KAI dan INKA Optimalkan Kenyamanan Penumpang Kereta Api

Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, menyoroti masalah kebisingan pada gerbong kereta api dan mendesak PT Kereta Api Indonesia (KAI) serta PT Industri Kereta Api (INKA) untuk segera melakukan perbaikan. Keluhan ini muncul setelah peninjauan langsung arus balik Lebaran 2025 di Stasiun Gambir, Jakarta, dimana suara gesekan antara roda kereta (bogie) dan rel dinilai mengganggu kenyamanan penumpang.

"Suara gesekan ini perlu menjadi perhatian serius bagi INKA sebagai industri perkeretaapian nasional. Perlu ada inovasi dan perbaikan pada gerbong agar tidak menimbulkan kebisingan yang berlebihan dan mengganggu kenyamanan penumpang selama perjalanan," ujar Bambang Haryo Soekartono dalam keterangan persnya, Rabu (9/4/2025).

Evaluasi Kinerja dan Rekomendasi

Selain menyoroti masalah kebisingan, Bambang Haryo Soekartono juga memberikan apresiasi terhadap kinerja KAI dalam hal ketepatan waktu selama periode Lebaran. Ia mencatat bahwa kereta api berangkat sesuai jadwal dan keterlambatan kedatangan relatif minimal, berkisar antara dua hingga lima menit.

"Ketepatan waktu ini menjadi salah satu keunggulan kereta api sebagai transportasi publik. Masyarakat yang mengutamakan efisiensi waktu dan keselamatan, kereta api menjadi pilihan yang sangat baik," tambahnya.

Bambang Haryo Soekartono mendorong masyarakat untuk beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik, terutama kereta api. Ia menilai bahwa subsidi bahan bakar yang diberikan pemerintah untuk transportasi publik harus dimanfaatkan secara optimal, khususnya di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera. Peralihan ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas dan mengatasi kemacetan di jalan raya.

Peningkatan Kapasitas dan Antisipasi Lonjakan Penumpang

Menanggapi peningkatan minat masyarakat terhadap kereta api, Bambang Haryo Soekartono menekankan perlunya penambahan rangkaian kereta (trainset) untuk mengakomodasi lonjakan penumpang. Data menunjukkan peningkatan pengguna kereta api sebesar 11 persen, sementara angkutan laut mengalami penurunan hingga 15 persen.

"Peningkatan ini menunjukkan bahwa kereta api semakin diminati masyarakat. Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih pada penambahan trainset untuk menjaga kenyamanan dan ketersediaan tiket bagi penumpang," jelasnya.

Ia juga menyinggung mengenai target penambahan 100 trainset untuk kereta logistik di era Menteri Perhubungan Mangindaan, yang baru terealisasi 30 trainset. Bambang Haryo Soekartono mengusulkan agar kapasitas yang ada dapat dimanfaatkan untuk penumpang, sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan tiket.

Rekomendasi Konkrit untuk KAI dan INKA:

Berikut adalah beberapa poin rekomendasi yang disampaikan Bambang Haryo Soekartono kepada KAI dan INKA:

  • Prioritaskan Perbaikan Kebisingan: Melakukan penelitian dan pengembangan untuk mengurangi kebisingan pada gerbong kereta api, dengan fokus pada suara gesekan antara roda dan rel.
  • Optimalkan Pemanfaatan Subsidi: Memastikan subsidi bahan bakar yang diberikan pemerintah dimanfaatkan secara efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memperluas jangkauan layanan kereta api.
  • Tambah Jumlah Trainset: Mengusulkan penambahan jumlah trainset secara bertahap untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan meningkatkan ketersediaan tiket.
  • Tingkatkan Koordinasi: Meningkatkan koordinasi antara KAI dan INKA dalam perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan perkeretaapian.

Dengan langkah-langkah konkret ini, diharapkan KAI dan INKA dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan dan kenyamanan penumpang kereta api, serta mendukung upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan transportasi publik yang lebih efisien dan berkelanjutan.