Nostalgia Layar Tancap di Lebak Bulus: Tanpa Batasan Usia, Film Horor Jadi Primadona

Nostalgia Layar Tancap di Lebak Bulus: Tanpa Batasan Usia, Film Horor Jadi Primadona

Jakarta, Indonesia - Sebuah pengalaman sinematik unik kembali hadir di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, menghidupkan kembali tradisi layar tancap yang dicintai banyak orang. Acara pemutaran film layar tancap ini menarik minat berbagai kalangan usia, dari anak-anak hingga dewasa, menciptakan suasana kebersamaan yang langka di tengah hiruk pikuk kota metropolitan.

Soleh, seorang tokoh kunci dari Operator Film (Operfi), penyelenggara acara ini, menjelaskan bahwa tidak ada batasan usia yang diterapkan bagi para penonton. "Siapapun boleh datang dan menikmati film," ujarnya saat diwawancarai. Kebijakan ini membuka pintu bagi semua orang untuk merasakan sensasi menonton film di bawah bintang-bintang, sebuah pengalaman yang mungkin belum pernah dirasakan oleh generasi muda.

Tantangan dan Solusi di Era Digital

Namun, menghadirkan kembali layar tancap di era digital ini bukan tanpa tantangan. Keterbatasan ketersediaan film dalam format roll menjadi kendala utama. Mengingat format ini sudah tidak lagi diproduksi, pilihan film yang dapat diputar terbatas pada koleksi film-film lawas. Untuk mengatasi hal ini, Operfi menyerahkan tanggung jawab pengawasan kepada orang tua atau pendamping bagi penonton di bawah umur.

"Kami percaya bahwa orang tua memiliki peran penting dalam memilihkan tontonan yang sesuai untuk anak-anak mereka," kata Soleh. Dengan demikian, meskipun tidak ada batasan usia formal, kebijaksanaan orang tua tetap menjadi kunci untuk memastikan pengalaman menonton yang positif bagi semua.

Film Horor dan Nostalgia yang Menarik Perhatian

Menariknya, film horor menjadi genre yang sangat digemari oleh anak-anak yang hadir di acara layar tancap ini. Fenomena ini menunjukkan bahwa daya tarik cerita seram dan memacu adrenalin tetap kuat di kalangan generasi muda. Sementara itu, anggota komunitas layar tancap sendiri lebih cenderung menikmati film-film India yang klasik.

"Anak-anak zaman sekarang sepertinya suka film horor Indonesia, seperti Suzanna. Film-film jadul seperti itu masih banyak penggemarnya," ungkap Soleh. Popularitas film horor ini sejalan dengan tren di Indonesia, di mana genre ini selalu menjadi favorit setelah drama.

Jadwal Pemutaran dan Pilihan Film yang Beragam

Dalam satu malam, beberapa judul film diputar secara bergantian menggunakan layar tancap. Pada pemutaran mendatang, direncanakan penayangan film horor yang akan memacu adrenalin penonton. Selain itu, tersedia juga pilihan film berbahasa India, Mandarin, dan Inggris (Amerika) yang akan ditayangkan di layar yang berbeda, mulai pukul 19.00 WIB.

Bagi penonton yang tidak familiar dengan bahasa asing, jangan khawatir. Meskipun menggunakan peralatan jadul, film-film berbahasa asing yang diputar tetap dilengkapi dengan teks terjemahan, layaknya di bioskop modern. Hal ini memastikan bahwa semua penonton dapat menikmati alur cerita dengan baik.

Melestarikan Tradisi dan Merangkul Generasi Muda

Kegiatan layar tancap di Lebak Bulus ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga upaya untuk melestarikan tradisi dan mengenalkan budaya menonton film di layar lebar kepada generasi muda. Dengan menggabungkan film-film klasik dan modern, serta memberikan kebebasan kepada penonton untuk memilih tontonan yang sesuai, acara ini berhasil menciptakan ruang di mana semua orang dapat menikmati seni peran tanpa memandang usia.

Layar tancap di Lebak Bulus menjadi bukti bahwa tradisi dapat hidup berdampingan dengan modernitas. Inisiatif ini patut diapresiasi karena telah menghadirkan kembali keceriaan dan kebersamaan yang mungkin sudah lama terlupakan di tengah kesibukan kota.

Daftar Film yang Diputar

  • Film Horor Indonesia (Klasik dan Modern)
  • Film India Klasik
  • Film Mandarin
  • Film Berbahasa Inggris (Amerika)