Oknum AMT dan Petugas SPBU Terlibat dalam Kasus Pertalite Bercampur Air di Klaten, SPBU Dibekukan
Kasus Pertalite Tercemar Air di SPBU Klaten: Diduga Sabotase dan Konsekuensi Tegas
Kasus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite yang tercampur air di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Trucuk, Klaten, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu menggemparkan publik. Insiden ini menyebabkan sejumlah kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor, mengalami kerusakan dan mogok setelah mengisi bahan bakar di SPBU tersebut. Setelah dilakukan investigasi mendalam, terungkap fakta yang mencengangkan bahwa kejadian ini diduga kuat merupakan tindakan sabotase yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, melalui Area Manager Communication, Relations & Corporate Social Responsibility (CSR), Taufiq Kurniawan, menyatakan bahwa investigasi internal menunjukkan adanya indikasi pelanggaran prosedur operasional yang dilakukan secara sengaja oleh oknum Awak Mobil Tangki (AMT) yang bertugas mengangkut dan mendistribusikan Pertalite, serta keterlibatan oknum petugas SPBU. Temuan ini mengindikasikan bahwa pencampuran air ke dalam tangki penyimpanan Pertalite bukan merupakan kejadian acak atau kecelakaan, melainkan tindakan yang direncanakan dan dilakukan dengan sengaja.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan komitmen untuk menegakkan aturan, Pertamina Patra Niaga mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang terlibat. Oknum AMT yang terbukti melakukan sabotase langsung diberhentikan dengan tidak hormat, sementara petugas SPBU yang terlibat dinonaktifkan dari jabatannya. Selain sanksi terhadap individu, SPBU 44.574.29 Trucuk Klaten juga dikenakan sanksi berupa penghentian operasional atau pembekuan izin sampai batas waktu yang belum ditentukan. Langkah ini diambil untuk memastikan proses investigasi dapat berjalan dengan lancar dan menyeluruh, serta untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa mendatang.
Dampak dan Solusi Sementara
Akibat dari insiden ini, sejumlah pemilik kendaraan mengalami kerugian materiil karena kendaraan mereka mogok dan memerlukan perbaikan. Pertalite yang tercampur air dapat menyebabkan berbagai masalah pada mesin kendaraan, mulai dari brebet, penurunan tenaga, hingga mati mendadak. Air yang memiliki massa jenis lebih berat dari bensin akan mengendap di dasar tangki dan dapat merusak komponen-komponen penting seperti saluran bahan bakar, pompa bensin, dan injektor.
Menurut ahli dari bengkel otomotif, langkah pertama yang perlu dilakukan setelah mengisi bahan bakar yang tercampur air adalah menguras tangki bahan bakar. Biaya untuk menguras tangki bensin mobil bervariasi, mulai dari Rp 400.000 hingga Rp 750.000, tergantung pada jenis mobilnya. Sementara itu, biaya kuras tangki bensin sepeda motor berkisar antara Rp 45.000 hingga Rp 100.000, tergantung pada tipe motor.
Pertamina Berupaya Memulihkan Kepercayaan Publik
Insiden ini tentu saja mencoreng citra Pertamina sebagai perusahaan energi negara. Oleh karena itu, Pertamina berupaya keras untuk memulihkan kepercayaan publik dengan melakukan investigasi yang transparan dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku. Selain itu, Pertamina juga berjanji untuk meningkatkan pengawasan dan memperketat prosedur operasional di seluruh SPBU agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik Pertamina, pemilik SPBU, maupun konsumen, untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap potensi kecurangan dan sabotase.
Daftar Komponen Kendaraan yang Terdampak BBM Tercampur Air:
- Saluran bahan bakar
- Pompa bensin
- Injektor
Langkah Awal Perbaikan Kendaraan:
- Kuras tangki mobil (estimasi biaya jasa sekitar Rp 400.000 - Rp 750.000).
- Kuras tangki motor (estimasi biaya jasa sekitar Rp 45.000 - Rp 100.000).