Kuburan di Tengah Gang Pisangan Timur: Saksi Bisu Jakarta dari Generasi ke Generasi
Di tengah hiruk pikuk Jakarta Timur, tepatnya di sebuah gang sempit di Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, terdapat pemandangan yang tak lazim: empat buah makam yang berbaur dengan kehidupan sehari-hari warga. Makam-makam ini, terletak di RT 03 RW 04, bukan sekadar gundukan tanah, melainkan saksi bisu sejarah dan memori kolektif masyarakat setempat.
Keberadaan makam ini sempat viral di media sosial, menarik perhatian publik akan kontrasnya antara kehidupan modern dan jejak-jejak masa lalu yang masih terjaga. Dari empat makam yang ada, hanya satu yang kondisinya masih relatif utuh. Selebihnya, makam-makam tersebut tampak ambles dan ditutupi oleh kerikil serta tumbuhan liar, seolah alam perlahan mencoba menyembunyikannya. Sementara itu, empat makam lainnya berada di dekat kandang burung, dua di antaranya terpagar hijau dan terkunci, menambah kesan misterius pada tempat peristirahatan terakhir ini. Tanaman liar dan pohon singkong tumbuh di sekitar makam, memberikan sentuhan alami di tengah kepadatan permukiman.
Meskipun berada di tengah permukiman padat, makam-makam ini tetap dirawat dan dihormati oleh keluarga yang masih ada. Ais (68), seorang warga RT 03, menuturkan bahwa pihak keluarga masih sering mengunjungi makam-makam tersebut, terutama menjelang bulan puasa. Kunjungan ini menjadi tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi, sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi para leluhur. Kehadiran peziarah, yang kebanyakan adalah cicit dari mendiang, menjadi bukti bahwa ikatan keluarga dan ingatan akan masa lalu tetap hidup di tengah perubahan zaman.
Makam-makam ini telah ada sejak tahun 1950-an, jauh sebelum Jakarta menjadi kota metropolitan seperti sekarang. Bagi warga asli Pisangan Timur, keberadaan makam di tengah permukiman bukanlah hal yang aneh atau menakutkan. Mereka tumbuh besar berdampingan dengan makam-makam ini, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Rasa nyaman dan tidak terganggu menjadi bukti bahwa harmoni antara yang hidup dan yang mati dapat terjalin dengan baik.
Keunikan makam di Gang Pisangan Timur ini semakin dikenal luas setelah diviralkan oleh pelawak Abdel Achrian. Abdel, yang masa kecilnya dihabiskan di daerah tersebut, membuat video tentang makam-makam ini dan mengunggahnya ke media sosial. Video tersebut dengan cepat menyebar dan menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet. Popularitas video ini menunjukkan bahwa kisah-kisah unik dan lokal memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas.
Meski telah menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang, belum ada wacana atau rencana untuk memindahkan makam-makam ini. Ais menjelaskan bahwa keputusan untuk memindahkan makam sepenuhnya berada di tangan keluarga masing-masing. Pemerintah daerah juga belum memberikan tanggapan atau inisiatif terkait pemindahan makam. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan makam di Gang Pisangan Timur tetap menjadi bagian dari identitas dan sejarah lokal yang dihormati.
Kisah makam-makam di Gang Pisangan Timur adalah potret kecil dari Jakarta yang kaya akan sejarah dan budaya. Di tengah modernisasi dan pembangunan yang pesat, jejak-jejak masa lalu masih dapat ditemukan di sudut-sudut kota, mengingatkan kita akan akar dan identitas kita sebagai bangsa. Makam-makam ini bukan hanya tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga simbol dari memori kolektif, penghormatan terhadap leluhur, dan harmoni antara kehidupan dan kematian.