Perseteruan Keluarga: Putri Elon Musk Sebut Ambisi Kolonisasi Mars Hanya Trik Pemasaran
Putri Elon Musk Kritik Pedas Rencana Kolonisasi Mars Ayahnya
Perseteruan antara Elon Musk dan putrinya, Vivian Jenna Wilson, kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, Vivian secara terbuka mengkritik ambisi sang ayah untuk mewujudkan kolonisasi manusia di Mars. Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Daily Beast, Vivian menyebut proyek ambisius tersebut hanyalah "skema pemasaran" belaka.
Vivian, yang sebelumnya telah mengajukan perubahan nama untuk memutuskan hubungan dengan ayahnya, tidak ragu melontarkan kritik pedas. Ia menggambarkan Musk sebagai sosok "badut yang tidak percaya diri" dan seorang narsisis. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa beberapa orang pantas mengalami imposter syndrome, seolah menyiratkan bahwa pencapaian Musk selama ini tidak sepenuhnya didasarkan pada kemampuan yang sebenarnya.
Salah satu pernyataan Vivian yang paling menarik adalah terkait dengan proyek kolonisasi Mars yang selama ini menjadi obsesi Musk. Sebagai pendiri SpaceX, Musk telah lama menggaungkan visinya untuk mengirim manusia ke Planet Merah, dengan tujuan akhir menciptakan peradaban mandiri di sana. Namun, Vivian meragukan hal tersebut akan terwujud.
"Itu tidak akan terjadi, teman-teman... Itu adalah skema pemasaran yang entah bagaimana membuat semua orang percaya meskipun telah dibantah oleh pencarian Google," ujarnya dengan nada sinis.
Ambisi Musk untuk mewujudkan kolonisasi Mars bukanlah hal baru. Miliarder teknologi ini telah aktif terlibat dalam Mars Society, sebuah organisasi nirlaba yang mengadvokasi kolonisasi manusia di Mars, sejak tahun 2001. Sejak mendirikan SpaceX, Musk menjadikan pengiriman manusia ke Mars sebagai salah satu tujuan utama perusahaan, sebagai upaya untuk menjamin kelangsungan hidup umat manusia.
Awal bulan ini, Musk bahkan mengumumkan bahwa pesawat antariksa Starship generasi berikutnya akan diluncurkan ke Mars pada akhir tahun 2026, membawa robot humanoid Optimus. Ia memperkirakan, jika pendaratan tersebut berhasil, pendaratan manusia di Mars dapat dimulai paling cepat pada tahun 2029, meskipun ia mengakui bahwa tahun 2031 mungkin menjadi target yang lebih realistis.
Namun, rencana Musk ini tidak luput dari kritik. Banyak pihak yang meragukan kelayakan dan etika dari kolonisasi Mars, termasuk mantan Presiden AS Barack Obama, yang berpendapat bahwa manusia seharusnya lebih fokus melindungi Bumi sebelum berupaya menjajah planet lain. Kepala astrofisikawan Inggris, Lord Martin Rees, bahkan menyebut mimpi Musk sebagai "delusi yang berbahaya".
Dalam sebuah percakapan dengan astrofisikawan Neil deGrasse Tyson, Rees menekankan bahwa Mars memiliki lingkungan yang sangat tidak bersahabat bagi manusia. Ia berpendapat bahwa gagasan Musk untuk menempatkan satu juta orang di Mars adalah fantasi yang tidak realistis dan berpotensi membahayakan.
Kritik Vivian terhadap ayahnya menambah daftar panjang perdebatan seputar rencana kolonisasi Mars. Pernyataannya menyoroti keraguan dan kekhawatiran yang berkembang di masyarakat mengenai ambisi Musk dan dampaknya terhadap masa depan umat manusia.
Poin Penting yang disampaikan Vivian:
- Kolonisasi Mars hanya sebagai taktik pemasaran.
- Elon Musk tidak percaya diri.
- Elon Musk seorang narsisis.
Kontroversi ini tentu akan terus bergulir, seiring dengan upaya Musk untuk mewujudkan visinya yang kontroversial. Pertanyaan yang tersisa adalah, apakah impian kolonisasi Mars benar-benar dapat terwujud, ataukah hanya akan menjadi ambisi belaka yang tidak pernah terealisasi?