Petugas Damkar Sumbawa Berjibaku Evakuasi Piton dari Tumpukan Kayu, Masyarakat Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan

Dramatisnya Evakuasi Piton di Sumbawa: Antara Tumpukan Kayu dan Kemanusiaan

Kisah heroik datang dari Rian, Komandan Regu (Danru) Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kabupaten Sumbawa. Pengalaman paling berkesan baginya adalah ketika timnya harus berjuang mengevakuasi seekor ular piton dari lingkungan rumah warga. Tantangannya tidak main-main, mereka harus mengangkat puluhan kubik kayu untuk menemukan keberadaan reptil tersebut.

"Kami tidak akan menyerah sebelum ular itu tertangkap. Ini adalah wujud kemanusiaan kami, melindungi warga dari potensi bahaya gigitan ular," tegas Rian. Kerap kali, kehadiran ular piton di sekitar rumah memicu kepanikan warga. Mereka pun segera menghubungi Damkartan untuk meminta bantuan.

Dalam kasus ini, pemilik rumah ternyata berprofesi sebagai tukang kayu. Ular piton sering terlihat di area tersebut, namun lokasinya selalu berpindah-pindah. "Kami harus membongkar dan mengangkat tumpukan kayu yang sangat banyak untuk mencari ular itu," jelas Rian.

Usai berhasil mengamankan ular, tim Damkartan tidak langsung pergi. Mereka turut membantu warga membersihkan dan menata kembali barang-barang yang telah dipindahkan selama proses pencarian.

Faktor Pemicu Ular Masuk Rumah dan Tips Pencegahan

Pengalaman mengevakuasi ular piton memberikan pelajaran berharga bagi Rian. Ia mengungkapkan beberapa faktor yang membuat rumah rentan menjadi tempat singgah ular.

"Rumah yang berdekatan dengan sawah, sungai, atau kebun cenderung lebih berisiko. Selain itu, ular juga mencari sumber makanan seperti ayam atau tikus. Bahkan, mereka bisa menelan mangsa hidup-hidup," papar Rian.

Ular juga bisa memanfaatkan rumah sebagai lokasi untuk bertelur. Oleh karena itu, Rian mengimbau warga untuk tidak membunuh ular jika menemukannya di dalam rumah. Ia mengapresiasi kesadaran sebagian warga yang kini lebih memilih untuk menyerahkan ular kepada pihak berwenang.

"Beberapa waktu lalu, ada warga yang menemukan ular piton terbawa arus banjir bandang di Moyo Hilir dan langsung membawanya ke kantor kami. Ada juga yang datang karena menemukan ular di jok motornya," ungkap Rian. Ular-ular yang dievakuasi kemudian diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk penanganan lebih lanjut, termasuk pelepasliaran ke habitat alaminya.

Berikut adalah beberapa tips yang dibagikan Rian untuk mencegah ular piton bersarang di sekitar rumah:

  • Tutup Celah dan Lubang: Periksa dan tutup semua celah atau lubang yang berpotensi menjadi jalur masuk ular, seperti lubang di dinding, celah bawah pintu, plafon, dan saluran air. Gunakan ram kawat atau besi untuk menutup lubang-lubang tersebut.
  • Jaga Kebersihan: Rapikan barang-barang yang tidak terpakai dan bersihkan area rumah secara rutin. Buang sampah kardus atau kaleng yang menumpuk karena bisa menjadi sarang ular.
  • Pangkas Tanaman: Rapikan halaman rumah dengan memangkas rumput, semak, dan ranting pohon yang menjulang ke jendela atau atap rumah.
  • Gunakan Aroma yang Tidak Disukai Ular: Ular piton tidak menyukai bau cuka, parfum, kayu manis, dan cengkih. Letakkan wewangian atau rempah-rempah tersebut di area yang berpotensi dilalui ular. Aroma menyengat seperti cabai, serai, bawang putih, dan bawang bombay juga bisa digunakan.

Selain tips di atas, Rian menekankan pentingnya mengurangi populasi tikus di dalam rumah karena tikus merupakan salah satu sumber makanan ular.

"Ular sangat sensitif terhadap bau. Letakkan karbol, parfum, atau kamper di setiap sudut rumah untuk mengganggu indra penciuman mereka," saran Rian. Meski tidak menjamin sepenuhnya, cara ini efektif untuk mengurangi risiko ular masuk ke rumah.

Tingginya Kasus Evakuasi Ular di Sumbawa

Kasi Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Sony Hari Utomo mengungkapkan bahwa timnya telah mengevakuasi lebih dari 50 ular dari berbagai jenis sejak tahun 2024 hingga awal 2025. "Ular yang paling sering kami evakuasi adalah ular sawah dan piton. Ada juga kobra dan ular ekor merah. Selain itu, kami juga mengevakuasi tawon pesva dan hewan lainnya atas permintaan warga," jelas Sony.

Tim penyelamatan Damkartan dilengkapi dengan peralatan khusus dan telah mendapatkan pelatihan untuk menangani berbagai jenis ular, termasuk kobra dan piton. Sony berharap masyarakat meningkatkan pemahaman tentang penanganan ular, mengetahui pihak yang harus dihubungi, dan mengikuti prosedur yang tepat untuk tindakan cepat dan efektif.

"Jangan ragu untuk melaporkan kepada kami jika membutuhkan bantuan evakuasi ular. Kami berharap warga dapat lebih tenang dan bijaksana dalam menghadapi ular sehingga mengurangi risiko gigitan yang membahayakan keselamatan," pungkas Sony.