Shanty Denny Ungkap Strategi Review Kuliner Konstruktif Demi Dukung UMKM

html

Di tengah perdebatan mengenai etika food vlogger dalam memberikan ulasan makanan, Shanty Denny, seorang influencer kuliner terkemuka, berbagi pandangannya tentang cara memberikan kritik yang membangun dan mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Shanty, yang dikenal luas sebagai istri dari komedian Denny Cagur, menekankan pentingnya pendekatan yang bijaksana dan bertanggung jawab dalam memberikan ulasan, terutama jika makanan yang dicicipi kurang sesuai dengan selera.

Menurut Shanty, setiap food vlogger memiliki gaya dan ciri khas tersendiri dalam menyampaikan pendapatnya. Ia mengingatkan bahwa tujuan utama dari sebuah ulasan kuliner seharusnya adalah untuk membantu UMKM berkembang, bukan sebaliknya. "Setiap food vlogger itu punya ciri khas masing-masing ya. Mungkin ya itu jadi salah satu ciri khas mereka," ujarnya dalam acara FYP Trans7.

Shanty, yang dikenal gemar menyantap bakso, menjelaskan bahwa ketika ia menemukan kekurangan pada suatu hidangan, ia memilih untuk menyampaikan kritik tersebut secara langsung kepada pemilik usaha, bukan melalui media sosial. Ia berpendapat bahwa selera makanan bersifat subjektif, dan apa yang tidak enak bagi satu orang, bisa jadi lezat bagi orang lain. Menyampaikan kritik secara terbuka di media sosial, menurutnya, berpotensi merugikan reputasi dan kelangsungan usaha UMKM.

"Aku pribadi ya tujuan me-review suatu produk itu ingin memajukan UMKM itu. Alangkah baiknya kalau misal ada kekurangan satu hal produk tersebut, disampaikan langsung. Jangan disampaikan lewat media sosial!" tegas Shanty.

Lebih lanjut, Shanty mengungkapkan strateginya jika ia mencicipi makanan yang kurang enak. Ia memilih untuk tidak mengunggah konten ulasan tersebut. Sebaliknya, ia akan menyimpan video tersebut dan berbicara langsung dengan pemilik usaha, memberikan masukan yang konstruktif untuk perbaikan. "Kalau misalkan aku? Kalau review makanan, kalau menurut aku tidak enak, aku memilih tidak menaikkan kontennya. Aku simpan, terus aku bilang sama pemiliknya, 'Makanannya enak, tapi kalau ditambahin sedikit...'", jelasnya.

Pendekatan Shanty Denny ini sejalan dengan pandangan Raffi Ahmad, yang juga hadir dalam acara tersebut. Raffi mengingatkan agar para pembuat konten, khususnya food vlogger, tidak hanya mencari keuntungan pribadi dengan mengorbankan pihak lain. Ia menekankan pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan bijaksana dalam memberikan ulasan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. "Jangan sampai kita makan, kita bilang nggak enak, tapi viewers kita tinggi. Kita untung mereka buntung sampai tutup kan kasihan. Sama-sama kita bisa kasih bahasa yang baik, kalau pesan dari saya," ujar Raffi.

Dengan demikian, Shanty Denny memberikan contoh bagaimana seorang food vlogger dapat berkontribusi positif bagi perkembangan UMKM, melalui ulasan kuliner yang jujur, konstruktif, dan bertanggung jawab. Pendekatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para pembuat konten lainnya untuk lebih bijaksana dalam menyampaikan pendapat, serta mengutamakan kepentingan bersama.

Berikut poin penting yang dapat diambil dari pernyataan Shanty Denny:

  • Setiap food vlogger memiliki ciri khas masing-masing.
  • Tujuan utama me-review makanan adalah memajukan UMKM.
  • Kritik sebaiknya disampaikan langsung kepada pemilik usaha.
  • Selera makanan bersifat subjektif.
  • Jika makanan tidak enak, Shanty memilih untuk tidak mengunggah konten.

Pendekatan Shanty Denny ini, didukung oleh Raffi Ahmad, menekankan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam dunia food vlogging, demi menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan UMKM di Indonesia.