Dedi Mulyadi Tegur Penggalang Dana Masjid di Sukabumi: Tindakan Sumbangan di Jalan Sebabkan Kemacetan dan Citra Negatif
Dedi Mulyadi Intervensi Aksi Penggalangan Dana Masjid di Tengah Jalan Raya Sukabumi
Dalam perjalanan menuju acara peringatan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi, Dedi Mulyadi, mantan Gubernur Jawa Barat, melakukan intervensi terhadap seorang pria yang kedapatan menggalang dana untuk pembangunan masjid di pinggir jalan. Insiden ini terjadi pada hari Kamis, 10 April 2025, dan terekam dalam unggahan media sosial Dedi Mulyadi yang kemudian dikonfirmasi oleh berbagai sumber.
Saat itu Dedi Mulyadi melihat seorang bapak meminta sumbangan di jalan untuk pembangunan masjid. Bapak tersebut menggunakan alat penangkap ikan (sair) untuk meminta sumbangan di jalan. Dedi Mulyadi pun menegur bapak tersebut karena menyebabkan kemacetan.
"Bapak ini bikin macet jalan yaitu mungut uang pakai sair, untuk apa?," tanya Dedi Mulyadi. Pria yang mengenakan kaus kuning tersebut menjelaskan bahwa dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk membiayai pembangunan Masjid Al-Abror di kampungnya.
Dedi Mulyadi dengan tegas menghentikan aktivitas penggalangan dana tersebut. Ia menekankan bahwa tindakan meminta sumbangan di jalan tidak dibenarkan, karena menyebabkan kemacetan dan memberikan citra buruk terhadap umat Islam. "Karena membikin macet dan membuat citra umat Islam jadi jelek. Bangun masjid dengan minta-minta di jalan," tegasnya.
Pria tersebut akhirnya bersedia menghentikan aksinya. Ketika ditanya alasan kepatuhannya, pria itu dengan polos menjawab karena mendapatkan sumbangan dari Dedi Mulyadi. Dedi Mulyadi membantah hal ini dengan mengatakan, "ah henteu, pokoknya henteu," sambil tersenyum.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi mengingatkan bahwa sair seharusnya digunakan untuk menangkap ikan di sungai, bukan untuk meminta sumbangan di jalan. "Sekarang yang suka nyair ganti nyairnya di walungan (sungai)," ujarnya.
Selain menyoroti aktivitas penggalangan dana yang tidak tepat sasaran, Dedi Mulyadi juga menyoroti masalah sampah yang menutupi selokan di pinggir jalan. Ia mengingatkan masyarakat bahwa membuang sampah sembarangan adalah perbuatan dosa, sementara memungut sampah adalah ibadah.
"Kalau pungut sampah ibadah. Pokoknya urang (warga) Sukabumi, urang (warga) Jabar, kudu eling ka Gusti (Allah SWT), eling ka diri, eling ka indung bapa, eling ka alam kabeh, eling ka sesama nu hirup (Harus ingat ke Tuhan, ingat ke ibu dan bapak, ingat ke alam semesta, ingat ke sesama manusia yang hidup)," pungkasnya.
Pesan Moral
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat tentang pentingnya mencari rezeki dengan cara yang halal dan tidak merugikan orang lain. Pembangunan tempat ibadah, seperti masjid, sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang terhormat dan tidak mengganggu ketertiban umum. Selain itu, kesadaran akan kebersihan lingkungan juga menjadi bagian penting dari ajaran agama dan tanggung jawab sebagai warga negara.
Catatan:
- Artikel ini ditulis berdasarkan informasi yang tersedia dalam sumber berita yang diberikan.
- Beberapa dialog dan ungkapan dalam bahasa Sunda diterjemahkan untuk memudahkan pemahaman.