Sekolah Rakyat: Inovasi Pendidikan dengan Sistem 'Multi Entry Multi Exit' untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

Sekolah Rakyat: Terobosan Pendidikan Atasi Kemiskinan Ekstrem dengan Konsep Fleksibel

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memperkenalkan konsep revolusioner dalam dunia pendidikan melalui inisiatif Sekolah Rakyat. Berbeda dengan sistem pendidikan formal yang selama ini berlaku, Sekolah Rakyat mengusung pendekatan 'multi entry multi exit' yang menawarkan fleksibilitas dan individualisasi proses belajar. Program ini merupakan implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem, menjadikan pendidikan sebagai garda depan dalam memerangi kemiskinan.

Sistem Pembelajaran yang Adaptif dan Inklusif

Konsep 'multi entry multi exit' ini memungkinkan siswa untuk masuk ke Sekolah Rakyat kapan saja, tanpa terikat oleh tahun ajaran yang konvensional. Siswa juga dapat menyelesaikan pembelajaran mereka sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing. Ini merupakan pergeseran paradigma dari sistem pendidikan yang seragam, menuju pendekatan yang lebih personal dan adaptif.

Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, menekankan bahwa 'multi entry multi exit' bukan berarti siswa dapat keluar masuk sekolah sesuka hati. Lebih dari itu, ini berarti siswa memiliki kebebasan untuk memulai pendidikan kapan saja dan mencapai target pembelajaran sesuai dengan kemampuan individu mereka. Fokus utama adalah memastikan setiap siswa mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan pembentukan karakter yang kuat melalui lingkungan asrama yang mendukung.

Rekrutmen Peserta Didik dan Kualifikasi Guru

Proses rekrutmen siswa Sekolah Rakyat dilakukan secara cermat melalui integrasi data dari Dapodik (Data Pokok Pendidikan) dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Prioritas diberikan kepada anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu (desil 1 dan 2) yang belum terdaftar di sekolah formal atau putus sekolah. Sekolah Rakyat tidak akan menerima siswa yang sudah bersekolah, melainkan fokus pada mereka yang benar-benar membutuhkan akses pendidikan.

Tenaga pengajar di Sekolah Rakyat akan terdiri dari guru-guru yang dikontrak secara full-time dan tidak terikat status Aparatur Sipil Negara (ASN). Kualifikasi guru yang memiliki sertifikasi PPG (Pendidikan Profesi Guru) akan dipertimbangkan secara khusus, mengingat kebutuhan untuk pengajaran yang intensif dan berkualitas. Selain itu, guru-guru ini diharapkan memiliki kemampuan untuk mengajar lebih dari satu mata pelajaran, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan interdisipliner.

Fokus pada Pengembangan Karakter dan Keterampilan

Sekolah Rakyat tidak hanya menekankan pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan praktis. Kurikulum yang dirancang khusus akan memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan potensi diri secara holistik, sehingga mereka siap menghadapi tantangan dunia nyata dan berkontribusi positif kepada masyarakat.

Inisiatif Sekolah Rakyat ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan mengatasi kemiskinan ekstrem di Indonesia. Dengan pendekatan yang fleksibel, inklusif, dan berorientasi pada pengembangan karakter, Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjadi model pendidikan yang inovatif dan berkelanjutan.