Antisipasi Penyebaran Antraks, Pemerintah Gencarkan Vaksinasi Ternak Jelang Idul Adha di Gunung Kidul
Pemerintah Tingkatkan Kewaspadaan Antraks di Gunung Kidul Jelang Idul Adha
Menjelang Hari Raya Idul Adha, pemerintah meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit antraks pada hewan ternak, khususnya di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini menyusul laporan kasus antraks yang menyerang sejumlah hewan ternak di wilayah tersebut pada awal tahun 2025.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengonfirmasi adanya kasus antraks yang menyebabkan kematian puluhan hewan ternak di beberapa wilayah di Gunung Kidul. Data menunjukkan, sejak pertengahan Februari hingga akhir Maret 2025, tercatat 23 ekor sapi dan 3 ekor kambing mati akibat penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis ini. Kasus ini terdeteksi di Kelurahan Bohol dan Petir (Kecamatan Rongkop), serta Kelurahan Tileng (Kecamatan Girisubo).
Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menjelaskan bahwa hasil uji laboratorium dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates telah mengonfirmasi bahwa kematian ternak tersebut disebabkan oleh antraks. Menindaklanjuti temuan ini, Kementan telah mengirimkan tim ke lapangan untuk melakukan investigasi dan penanganan intensif, bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunung Kidul.
Langkah-Langkah Penanggulangan Antraks
Sebagai respons cepat, tim gabungan dari Ditjen PKH dan DPKH Gunung Kidul telah mengambil langkah-langkah strategis, meliputi:
- Disinfeksi Kandang dan Lingkungan: Penyemprotan disinfektan dilakukan secara menyeluruh di kandang dan lingkungan sekitar lokasi kejadian untuk membasmi bakteri antraks.
- Penyuntikan Antibiotik Profilaksis: Ternak yang berada di zona merah, khususnya di Kelurahan Bohol dan Tileng, diberikan suntikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan (profilaksis) agar tidak tertular antraks.
- Pemberian Obat dan Vitamin: Selain antibiotik, ternak juga diberikan obat-obatan dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka.
- Vaksinasi Massal: Kementan akan segera melaksanakan vaksinasi antraks secara massal di wilayah terdampak, terutama di Kecamatan Rongkop dan Girisubo, serta wilayah lain yang memiliki riwayat kasus antraks. Vaksinasi ini bertujuan untuk menciptakan kekebalan optimal pada ternak, terutama menjelang peningkatan lalu lintas hewan qurban saat Idul Adha.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menekankan pentingnya vaksinasi sebagai upaya pencegahan utama. "Vaksinasi ini kami lakukan untuk mencegah ternak terjangkit Anthraks. Harapannya ternak mendapatkan kekebalan tubuh optimal, terutama menghadapi meningkatnya lalu lintas hewan qurban," ujarnya.
Sinergi Lintas Sektor
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul juga mengambil langkah proaktif dengan menerbitkan Surat Edaran (SE) Bupati tentang kewaspadaan terhadap antraks. SE ini bertujuan untuk menggalang dukungan dari berbagai pihak, termasuk TNI, POLRI, tokoh masyarakat, dan elemen masyarakat lainnya, untuk bersama-sama mencegah dan mengendalikan penyebaran antraks.
Agung Suganda menambahkan, "SE Bupati ini menjadi pijakan bagi seluruh institusi untuk bergerak bersama mengantisipasi kejadian anthrax di Gunung Kidul."
Menjelang Idul Adha, seluruh petugas kesehatan hewan di berbagai daerah telah disiagakan untuk melakukan pengawasan lalu lintas ternak, memantau kondisi kesehatan hewan qurban, serta melakukan surveilans dan monitoring secara aktif. Setiap laporan terkait dugaan kasus antraks atau penyakit hewan menular lainnya akan segera ditindaklanjuti.
Peran Aktif Masyarakat
Pemerintah juga mengajak masyarakat, khususnya peternak, untuk berperan aktif dalam menjaga kesehatan hewan ternak mereka. Kesadaran peternak akan pentingnya pakan dan air bersih, kebersihan kandang, serta vaksinasi rutin menjadi kunci utama dalam mencegah penyakit.
"Kesadaran peternak akan pentingnya pakan dan air bersih, kebersihan kandang, serta vaksinasi rutin menjadi kunci utama dalam mencegah penyakit. Peran masyarakat sangat menentukan keberhasilan upaya pengendalian antraks," pungkas Agung.