Guncangan Tarif AS Picu Langkah Pelonggaran Moneter India: Suku Bunga Acuan Dipangkas Guna Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Bank Sentral India Respon Kebijakan Tarif AS dengan Pemangkasan Suku Bunga
Bank Sentral India (RBI) mengambil langkah berani dengan memangkas suku bunga acuan pada hari Rabu, 9 April 2025. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi domestik dan tekanan eksternal yang meningkat, terutama setelah Amerika Serikat menerapkan kebijakan tarif baru terhadap impor dari India. Ini merupakan kali kedua India mengambil langkah pelonggaran moneter setelah pengumuman kebijakan tarif tersebut, mengikuti jejak Bank Sentral Selandia Baru.
Komite Kebijakan Moneter India (MPC), yang beranggotakan tiga perwakilan dari RBI dan tiga ahli eksternal, sepakat untuk menurunkan suku bunga repo sebesar 25 basis poin, menjadikannya 6%. Lebih lanjut, MPC mengubah arah kebijakan moneter dari netral menjadi akomodatif, mengindikasikan kesiapan untuk mengambil langkah-langkah tambahan guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Gubernur RBI, Sanjay Malhotra, menyoroti bahwa penerapan tarif sebesar 26% oleh AS terhadap barang-barang impor dari India telah memperburuk ketidakpastian ekonomi. Meskipun dampak langsungnya terhadap pertumbuhan masih sulit diukur secara pasti, langkah ini jelas memberikan tekanan tambahan pada perekonomian India.
Tantangan dan Prospek Ekonomi India
Malhotra menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi India mulai menunjukkan perbaikan setelah kinerja yang kurang memuaskan di semester pertama tahun fiskal 2024-25. Namun, pertumbuhan tersebut masih berada di bawah ekspektasi. RBI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi India menjadi 6,5%, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yaitu 6,7%. Sementara itu, inflasi diperkirakan akan terkendali di angka 4%, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,2%.
"Dalam kondisi ekonomi global yang penuh tantangan seperti saat ini, dengan inflasi yang terkendali dan prospek pertumbuhan yang moderat, MPC perlu terus memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi," demikian pernyataan resmi dari komite tersebut.
Reaksi Pasar dan Implikasi Kebijakan
Setelah pengumuman pemangkasan suku bunga, imbal hasil obligasi 10 tahun India sedikit menurun menjadi 6,5% dari sebelumnya 6,51%. Nilai tukar rupee relatif stabil di level 86,57 terhadap dolar AS. Namun, indeks saham acuan mengalami penurunan sekitar 0,6%, memperpanjang tren penurunan sebelumnya.
Dalam laporan kebijakan moneter yang menyertainya, RBI menekankan bahwa meningkatnya proteksionisme perdagangan dan potensi perang mata uang dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada nilai tukar rupee. Kebijakan tarif AS juga telah berkontribusi pada pelemahan rupee, yang sempat menyentuh level terendah dalam sejarah di 87,95 per dolar AS. RBI menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan siap melakukan intervensi jika terjadi volatilitas ekstrem.
Menurut laporan terbaru RBI, depresiasi rupee sebesar 5% dapat meningkatkan inflasi sekitar 35 basis poin, tetapi juga berpotensi mendorong pertumbuhan PDB sebesar 25 basis poin karena ekspor menjadi lebih kompetitif.
Dampak Kebijakan:
- Mendorong investasi dan konsumsi domestik.
- Meningkatkan daya saing ekspor India.
- Menjaga stabilitas nilai tukar rupee.
- Mengelola risiko inflasi akibat pelemahan mata uang.
Kesimpulan:
Keputusan Bank Sentral India untuk memangkas suku bunga acuan merupakan langkah strategis untuk mengatasi tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif AS dan perlambatan ekonomi global. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi domestik, sambil tetap menjaga stabilitas harga dan nilai tukar.