Adaptasi Program Makan Siang Bergizi Ramadan di Yogyakarta: Menu Kering untuk Efisiensi dan Praktis

Adaptasi Program Makan Siang Bergizi Ramadan di Yogyakarta: Menu Kering untuk Efisiensi dan Praktis

Program Makan Siang Bergizi (MBG) di Yogyakarta memasuki babak baru selama bulan Ramadan 1444 H. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang menyajikan menu nasi dan lauk pauk, pelaksanaan MBG tahun ini pada 6 Maret hingga 20 Maret 2025 mengadopsi paket makanan kering yang lebih praktis dan efisien bagi siswa yang menjalankan ibadah puasa. Inovasi ini dilatarbelakangi oleh sejumlah pertimbangan, termasuk kemudahan bagi siswa dalam membawa bekal berbuka puasa dan efisiensi pengelolaan logistik program tersebut.

Di SMKN 4 Yogyakarta misalnya, distribusi paket MBG yang dikemas dalam tote bag kuning berlangsung tertib. Sekitar empat perwakilan siswa dari setiap kelas mengantri untuk menerima paket berisi telur rebus, susu kotak, dua buah kurma, dan dua bungkus biskuit. Sistem ini dinilai lebih efisien oleh beberapa siswa, seperti Helman Nabila Almafira, siswi kelas 10 Busana 2. Ia menyebutkan bahwa makanan dalam paket MBG, meskipun tidak sebanyak menu sebelumnya, cukup untuk menahan lapar hingga waktu berbuka puasa. Kendati demikian, Helman mengakui bahwa paket MBG kali ini tidak selengkap dan sebanyak menu MBG di hari-hari biasa. Hal senada juga disampaikan oleh beberapa siswa lain. Meskipun menu kering dinilai lebih praktis untuk dibawa pulang dan dikonsumsi saat berbuka, sebagian siswa merasa kenyang yang diberikan kurang maksimal dibandingkan dengan MBG dengan menu nasi dan lauk pauk.

Kepala SMKN 4 Yogyakarta, Nurlatifah Hidayati, menjelaskan alasan dibalik perubahan format MBG ini. Ia menekankan bahwa sistem baru ini dirancang untuk memudahkan siswa membawa bekal berbuka puasa ke rumah. Penggunaan tote bag, meskipun menimbulkan tantangan tersendiri dalam hal pengelolaan logistik – mengingat jumlah siswa mencapai 1.258 orang – dianggap sebagai solusi yang efektif untuk distribusi paket MBG. Nurlatifah menambahkan bahwa pihak sekolah tidak akan memberikan sanksi denda bagi siswa yang kehilangan tote bag. Sistem pengembalian tote bag kepada panitia di sekolah juga telah diatur secara rapi. Pihak sekolah telah melakukan koordinasi dengan pihak penyedia makanan untuk memastikan kelancaran proses distribusi paket MBG dan meminimalisir potensi kehilangan tote bag.

Program MBG dengan menu kering ini direncanakan akan berlangsung hingga 20 Maret 2025, sebelum sekolah memasuki masa liburan pada 21 Maret 2025. Pihak sekolah berharap adaptasi ini dapat memberikan solusi yang lebih praktis dan efisien bagi siswa selama bulan Ramadan, seraya tetap memastikan pemenuhan kebutuhan gizi siswa selama menjalankan ibadah puasa.

Tantangan yang Dihadapi:

  • Pengelolaan 1.258 tote bag.
  • Menjaga agar tote bag tidak hilang.
  • Memastikan distribusi paket MBG berjalan lancar.

Keuntungan Program MBG dengan Menu Kering:

  • Lebih praktis untuk dibawa pulang.
  • Lebih efisien dalam distribusi dan pengelolaan.
  • Memudahkan siswa dalam berbuka puasa di rumah.