Demokrat Imbau Publik Tidak Politisasi Pertemuan Prabowo-Megawati di Momen Idul Fitri

Pertemuan Prabowo-Megawati: Demokrat Serukan Perspektif Non-Politis

Jakarta - Pertemuan antara Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, di kediaman Megawati di kawasan Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada Senin (7/4/2025) malam, terus menuai perhatian. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Herman Khaeron, memberikan tanggapannya terkait pertemuan tersebut, menekankan pentingnya memaknai silaturahmi ini sebagai bagian dari tradisi luhur bangsa Indonesia, terutama di momen Idul Fitri 1446 Hijriah.

"Silaturahmi ini jangan selalu dipandang dalam perspektif dan langkah politik," ujar Herman Khaeron, Kamis (10/4/2025).

Herman Khaeron menjelaskan bahwa dalam adat bangsa Indonesia, silaturahmi memiliki makna yang sangat mendalam. Ia memandang inisiatif Prabowo Subianto untuk bersilaturahmi dengan Megawati Soekarnoputri sebagai sikap yang terpuji dan patut diapresiasi. Langkah ini, menurutnya, mencerminkan kepemimpinan Prabowo sebagai presiden yang merangkul seluruh elemen bangsa.

Persatuan Tokoh Bangsa sebagai Fondasi Pembangunan

Lebih lanjut, Herman Khaeron menyoroti pemahaman Prabowo Subianto tentang pentingnya persatuan dan keutuhan antar tokoh bangsa sebagai landasan utama dalam pembangunan nasional dan upaya menyejahterakan rakyat. Pertemuan antara Prabowo dan Megawati, dalam konteks ini, dapat dilihat sebagai simbol komitmen terhadap persatuan dan stabilitas nasional.

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengungkapkan bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati berlangsung selama 1,5 jam. Dasco menyebut suasana pertemuan berlangsung kekeluargaan, akrab, dan hangat. Kedua tokoh bangsa itu membahas banyak hal yang menyangkut kepentingan negara.

Menghindari Spekulasi Politik

Menanggapi spekulasi mengenai kemungkinan bergabungnya PDI-P ke dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus setelah pertemuan tersebut, Herman Khaeron memilih untuk tidak memberikan komentar yang bersifat spekulatif. Ia menegaskan bahwa keputusan terkait hal tersebut sepenuhnya berada di tangan Prabowo Subianto sebagai pemimpin koalisi. Demokrat, kata dia, menghormati penuh otonomi Prabowo dalam menentukan arah dan komposisi koalisi yang dipimpinnya.

Fokus utama saat ini, menurut Herman, adalah bagaimana seluruh elemen bangsa dapat bersatu dan bekerja sama untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi negara. Silaturahmi antar tokoh bangsa, seperti yang ditunjukkan oleh Prabowo dan Megawati, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan.

Imbauan untuk Masyarakat

Partai Demokrat mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak terjebak dalam polarisasi politik dan senantiasa mengedepankan dialog serta musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan. Momen Idul Fitri, kata dia, adalah waktu yang tepat untuk saling memaafkan, mempererat tali persaudaraan, dan membangun kebersamaan.

Dengan demikian, pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi terciptanya suasana politik yang kondusif dan mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berkelanjutan.