Eskalasi Ketegangan: Tiongkok Keluarkan Imbauan Perjalanan ke Amerika Serikat di Tengah Perang Tarif

Tiongkok Tingkatkan Kewaspadaan Perjalanan ke AS di Tengah Memanasnya Hubungan Dagang

Pemerintah Tiongkok secara resmi mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advisory) kepada warganya yang hendak berkunjung ke Amerika Serikat. Langkah ini diambil seiring dengan meningkatnya ketegangan bilateral antara kedua negara, terutama dipicu oleh perang tarif yang semakin intensif.

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tiongkok, dalam pernyataan resminya, menyerukan kepada wisatawan Tiongkok untuk mengevaluasi secara cermat risiko yang mungkin timbul saat bepergian ke Amerika Serikat, mengingat kondisi keamanan dalam negeri dan penurunan hubungan ekonomi serta perdagangan antara kedua negara. Imbauan ini, yang dirilis pada hari Kamis, muncul tak lama setelah Beijing mengumumkan pemberlakuan tarif balasan sebesar 50% terhadap impor dari Amerika Serikat, sebagai respons atas kebijakan serupa yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

Perang tarif yang berkepanjangan ini tidak hanya mengancam hubungan ekonomi yang telah lama terjalin antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia, tetapi juga berpotensi merusak stabilitas ekonomi global. Dampak dari saling balas tarif ini dirasakan oleh berbagai sektor industri dan konsumen di kedua negara, serta menimbulkan ketidakpastian dalam rantai pasokan global.

Selain imbauan perjalanan bagi wisatawan, Kementerian Pendidikan Tiongkok juga mengeluarkan peringatan terpisah terkait RUU yang sedang dibahas di DPR negara bagian Ohio. RUU tersebut, yang telah disahkan oleh DPR negara bagian tersebut, dinilai mengandung ketentuan yang merugikan kepentingan Tiongkok dan berpotensi menghambat pertukaran pendidikan serta kerja sama antara universitas-universitas di Tiongkok dan Amerika Serikat.

Langkah-langkah yang diambil oleh Tiongkok ini mencerminkan kekhawatiran yang mendalam atas arah hubungan bilateral dengan Amerika Serikat. Kenaikan tarif impor yang baru-baru ini diberlakukan oleh Presiden Trump, yang mencapai 125% pada hari Rabu, semakin memperburuk situasi. Kebijakan ini diambil hanya beberapa jam setelah Tiongkok menaikkan bea masuk atas barang-barang Amerika Serikat menjadi 84%.

Presiden Trump, melalui media sosial, menyatakan bahwa penundaan kebijakan tarif tinggi akan diberlakukan pada negara-negara selain Tiongkok, dengan alasan kurangnya rasa hormat. Pernyataan ini semakin mempertegas bahwa Tiongkok menjadi fokus utama dalam kebijakan perdagangan luar negeri Amerika Serikat saat ini.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Imbauan Perjalanan: Pemerintah Tiongkok mengimbau warganya untuk berhati-hati saat bepergian ke Amerika Serikat.
  • Perang Tarif: Tiongkok membalas kenaikan tarif Amerika Serikat dengan tarif yang sama.
  • RUU Ohio: Kementerian Pendidikan Tiongkok memperingatkan tentang RUU yang berpotensi menghambat kerja sama pendidikan.
  • Kenaikan Tarif Trump: Presiden Trump menaikkan tarif impor Tiongkok menjadi 125%.
  • Fokus pada Tiongkok: Trump mengindikasikan bahwa Tiongkok menjadi fokus utama kebijakan tarifnya.

Situasi ini memerlukan perhatian serius dan upaya diplomatik dari kedua belah pihak untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Eskalasi konflik lebih lanjut dapat berdampak negatif tidak hanya bagi Tiongkok dan Amerika Serikat, tetapi juga bagi ekonomi global secara keseluruhan.