RDF Rorotan Dikecam Warga: Janji Tak Berbau Dipertanyakan, Penutupan Permanen Didorong

Penolakan Warga Terhadap Reaktivasi RDF Rorotan Mencuat Kembali

Gelombang penolakan kembali menghantam rencana pengoperasian kembali fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara. Meskipun Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mengklaim telah melakukan berbagai perbaikan untuk menghilangkan bau yang sebelumnya dikeluhkan, warga tetap skeptis dan menuntut penutupan permanen fasilitas pengolahan sampah tersebut.

Ketua RT 18 RW 14 Perumahan Jakarta Garden City (JGC) Klaster Shinano, Wahyu Andre, mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya, janji serupa pernah dilontarkan saat uji coba RDF Rorotan sebelumnya. "Jaminan yang sama pernah diberikan saat uji coba kedua kemarin bahwa telah dilakukan perbaikan dan improvement. Tapi, kenyataan di lapangan masih ada kebocoran asap dan bau yang mengakibatkan sakit sejumlah warga," ujarnya dengan nada prihatin.

Wahyu menambahkan bahwa keberadaan RDF di tengah kawasan permukiman sangat tidak tepat dan berpotensi membahayakan kesehatan warga. Ia mendesak agar pemerintah mencari solusi yang lebih tepat dan permanen untuk mengatasi masalah ini. "Jika sudah berulang kali terjadi kebocoran dengan penyebab apa pun, baik human error atau machine error, maka RDF (harusnya) tutup permanen," tegasnya.

Senada dengan Wahyu, seorang warga lain bernama Viant juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Meskipun ada jaminan tidak akan menimbulkan bau, ia tetap khawatir terhadap potensi dampak negatif jangka panjang dari operasional pabrik pengolahan sampah tersebut. "Walau klaimnya enggak bau atau enggak berdampak, khawatir namanya pabrik tetap akan menghasilkan residu dari penggunaan kimia yang berefek negatif cepat atau lambat," ungkap Viant.

Target Reaktivasi RDF Rorotan dan Upaya Dinas LH

Sebelumnya, Kepala Dinas LH Jakarta, Asep Kuswanto, menargetkan RDF Rorotan dapat kembali beroperasi pada akhir Juli 2025. "Kami berharap sekitar bulan Juli sudah siap, sudah rapi diharapkan," kata Asep saat meninjau langsung fasilitas RDF Rorotan pada Selasa, 25 Maret 2025.

Untuk merealisasikan target tersebut, Dinas LH berencana menambah sejumlah fasilitas, termasuk deodorizer, yaitu alat atau zat yang berfungsi menghilangkan bau. Namun, pengadaan dan pemasangan fasilitas tambahan ini membutuhkan waktu.

Pengalaman Buruk Uji Coba Sebelumnya

Penolakan warga terhadap reaktivasi RDF Rorotan bukan tanpa alasan. Uji coba pengolahan sampah yang dilakukan sebelumnya justru menuai protes keras dari masyarakat sekitar. Bau busuk dan polusi asap hitam yang menyebar ke perumahan warga menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Dilaporkan, sekitar 11 anak mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan tiga lainnya mengalami infeksi mata akibat dampak dari RDF Rorotan.

Tuntutan Warga: Penutupan Permanen dan Solusi Alternatif

Melihat pengalaman buruk tersebut, warga semakinSolid dalam menuntut penutupan permanen RDF Rorotan. Mereka mendesak pemerintah untuk mencari solusi alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah di Jakarta Utara. Kepercayaan warga terhadap janji-janji pemerintah terkait operasional RDF Rorotan telah terkikis akibat kejadian sebelumnya. Penutupan permanen dianggap sebagai satu-satunya cara untuk menjamin kesehatan dan keselamatan warga dari potensi dampak negatif yang mungkin timbul.

Rangkuman tuntutan warga:

  • Penutupan permanen RDF Rorotan.
  • Pencarian solusi alternatif pengelolaan sampah yang aman dan ramah lingkungan.
  • Jaminan kesehatan dan keselamatan warga dari dampak negatif operasional fasilitas pengolahan sampah.