Tegangan Ekonomi Meningkat, China Keluarkan Imbauan Perjalanan ke Amerika Serikat

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Rakyat China (RRT) mengeluarkan imbauan risiko perjalanan (travel advisory) bagi warganya yang berencana mengunjungi Amerika Serikat (AS). Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan ekonomi antara kedua negara, yang ditandai dengan perang tarif yang semakin intensif.

Imbauan yang dirilis pada hari Rabu, 9 April 2025, tersebut menekankan perlunya evaluasi yang cermat terhadap risiko yang mungkin timbul selama berada di AS. Pemerintah China secara khusus menyoroti:

  • Memburuknya hubungan ekonomi dan perdagangan: Ketegangan yang meningkat antara China dan AS dapat berdampak pada berbagai aspek perjalanan, termasuk potensi diskriminasi atau kesulitan dalam transaksi keuangan.
  • Situasi keamanan dalam negeri di AS: Pemerintah China mengindikasikan adanya kekhawatiran terkait keamanan di AS, meskipun tidak memberikan rincian spesifik. Hal ini mendorong wisatawan untuk lebih berhati-hati dan waspada selama berada di negara tersebut.

Selain imbauan bagi wisatawan, Kementerian Pendidikan China juga mengeluarkan peringatan serupa yang ditujukan kepada pelajar asal China yang sedang menempuh pendidikan di AS. Peringatan ini merujuk pada aturan baru di negara bagian Ohio yang mengatur pertukaran dan kerja sama pendidikan antara China dan AS.

Aturan tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu Ajansi, melarang universitas negeri di Ohio untuk menjalin atau memperbarui kemitraan dengan lembaga akademis atau penelitian di China tanpa terlebih dahulu mengambil langkah-langkah keamanan yang memadai. Lebih lanjut, aturan tersebut juga melarang lembaga pendidikan untuk menerima hadiah, donasi, atau kontribusi dari organisasi mana pun yang terkait dengan pemerintah China.

Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah China ini terjadi setelah kedua negara saling menaikkan tarif impor. China meningkatkan tarif impor dari AS menjadi 84%, sebagai respons terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif resiprokal atas impor dari China menjadi 104%. Kenaikan tarif ini semakin memperburuk hubungan ekonomi kedua negara dan meningkatkan kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap perdagangan global.

Situasi ini mengingatkan pada kekhawatiran sebelumnya mengenai dampak kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan Trump terhadap pariwisata AS. Pada masa lalu, kekhawatiran muncul bahwa kebijakan tertentu dapat menyebabkan penurunan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke AS, yang berpotensi merugikan ekonomi negara tersebut hingga ratusan triliun rupiah.