Penundaan Peluncuran RS Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo: Persiapan Akhir dan Transisi Pengelolaan

Penundaan Peluncuran RS Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo: Persiapan Akhir dan Transisi Pengelolaan

Kunjungan Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Indonesia, Abdulla Salem Aldhaheri, ke Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (6/3/2025), menjadi sorotan menyusul penundaan peluncuran resmi rumah sakit tersebut. Kedatangan Dubes Aldhaheri, yang disambut oleh Wali Kota Solo, Respati Ardi, difokuskan pada pengecekan langsung terhadap kesiapan peralatan medis dan infrastruktur rumah sakit. Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Murtono, yang mendampingi kunjungan tersebut, menyatakan bahwa kunjungan Dubes Aldhaheri semata-mata untuk memastikan kesiapan rumah sakit pasca penyelesaian konstruksi dan instalasi peralatan medis. Beliau tidak memberikan keterangan resmi mengenai jadwal peluncuran.

Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai tanggal peluncuran, proses transisi pengelolaan rumah sakit dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ke Pemerintah Kota Solo terus berjalan. RSUP Dr. Sardjito, yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan sebagai pengelola sementara, telah melakukan berbagai persiapan, termasuk pelatihan dan uji fungsi alat-alat medis di RS Kardiologi Emirates-Indonesia. Menurut Sekda Murtono, pihak RSUP Dr. Sardjito telah beberapa kali melakukan pelatihan dan uji fungsi alat, menunjukkan komitmen mereka dalam memastikan kesiapan operasional rumah sakit sebelum peluncuran resmi. Namun, beliau mengakui ketidakpastian mengenai penundaan soft launching tersebut.

Persiapan sumber daya manusia (SDM) juga terus dimatangkan. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Solo telah menugaskan tujuh tenaga kesehatan untuk bergabung dalam tim transisi. Tujuh tenaga kesehatan tersebut terdiri dari:

  • Dua dokter
  • Satu fisikawan medis
  • Satu radiografer
  • Tiga perawat

Kepala BKPSDM Solo, Dwi Ariyatno, menegaskan bahwa ketujuh tenaga kesehatan tersebut telah memenuhi standar operasional yang ditetapkan oleh RSUP Dr. Sardjito dan siap bekerja sama dengan tim medis dari RSUP Dr. Sardjito selama masa transisi. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Solo dalam memastikan kelancaran operasional rumah sakit setelah resmi beroperasi.

Penundaan soft launching RS Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penundaan tersebut. Meskipun belum ada keterangan resmi mengenai penyebab penundaan, proses persiapan yang matang dan komprehensif menunjukkan upaya untuk memastikan rumah sakit beroperasi dengan standar kualitas yang tinggi. Informasi lebih lanjut mengenai jadwal peluncuran resmi masih dinantikan dari pihak terkait.