Kobaran Api Lenyapkan Impian Toha: Kisah Pilu Pedagang Sate di Malang Usai Kebakaran Hebat
MALANG, JAWA TIMUR – Mimpi Toha (33), seorang pedagang sate di Kota Malang, Jawa Timur, nyaris sirna setelah lapak tempatnya mencari nafkah selama 12 tahun rata dengan tanah akibat kebakaran hebat yang terjadi pada Rabu (9/4/2025) malam. Api melahap habis seluruh asetnya, termasuk gerobak sate, peralatan makan, perabotan, dan uang tunai sebesar Rp 500.000 yang seharusnya menjadi modal untuk berjualan esok hari.
Api Melalap Sumber Penghidupan
Lapak semi permanen yang terbuat dari kayu itu bukan sekadar tempat berjualan bagi Toha. Di sanalah ia membangun mimpi, menghidupi keluarga, dan menjalin silaturahmi dengan para pelanggan setia. Kini, yang tersisa hanyalah puing-puing dan kenangan.
"Saya tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Semua habis terbakar," ujar Toha dengan nada lirih, Kamis (10/4/2025). Ia mengetahui musibah ini dari seorang teman yang melintas dan melihat kobaran api melalap lapaknya. Padahal, baru satu jam sebelumnya ia menutup lapak dan pulang ke rumah.
Trauma dan Ketidakpastian Masa Depan
Musibah ini tak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga trauma mendalam bagi Toha. Ia kini harus menghadapi ketidakpastian masa depan. Membangun kembali lapak dari nol bukanlah perkara mudah, apalagi dengan keterbatasan modal yang dimilikinya.
"Saya ingin tetap berjualan di sini, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya memulai lagi," ungkap pria yang berasal dari Bangkalan, Madura ini. Ia berharap ada uluran tangan dari para dermawan atau pemerintah daerah agar bisa kembali bangkit dan menata hidupnya.
Korsleting Listrik Diduga Jadi Pemicu
Kebakaran yang melanda kawasan Jalan Raya Ki Ageng Gribig itu tidak hanya menghancurkan lapak Toha, tetapi juga empat lapak lainnya yang berada di sekitarnya. Total, lima lapak semi permanen hangus dilalap api.
Kepala UPT Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Malang, Agoes Soebekti, menduga kebakaran ini disebabkan oleh korsleting listrik. Pihaknya menerjunkan enam unit mobil pemadam kebakaran dan 24 personel untuk memadamkan api.
"Kami tiba di lokasi sekitar pukul 22.15 WIB dan langsung melakukan pemadaman. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 23.05 WIB," jelas Agoes.
Kerugian Capai Puluhan Juta Rupiah
Kepala Operasional PMK Kota Malang, Anang Yuwono, menambahkan bahwa kondisi lapak yang terbuat dari bambu dan kayu membuat api cepat merambat dan membesar. Selain lapak sate, lapak es degan, gorengan, dan bengkel las juga ikut terbakar.
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian materi ditaksir mencapai lebih dari Rp 75 juta," kata Anang. Pihak PMK mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan memeriksa instalasi listrik secara berkala untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Harapan di Tengah Keputusasaan
Kisah Toha menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran. Di tengah keputusasaan, Toha masih menyimpan harapan untuk bisa kembali bangkit dan melanjutkan usahanya. Semoga ada uluran tangan yang datang membantunya mewujudkan impian tersebut. Bantuan sekecil apapun sangat berarti bagi Toha dan keluarganya untuk kembali menata hidup pasca musibah ini.
Berikut adalah rincian kerugian yang dialami oleh Toha:
- Gerobak Sate
- Peralatan Makan (Piring, Gelas, Sendok, dll.)
- Meja dan Kursi
- Uang Tunai Rp 500.000
Selain Toha, para pedagang lain yang lapaknya ikut terbakar juga mengalami kerugian yang signifikan. Mereka berharap agar pemerintah daerah dan pihak terkait dapat memberikan bantuan untuk meringankan beban mereka dan membantu mereka membangun kembali usaha mereka.