Transisi Musim: BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Tengah Pancaroba

markdown Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem seiring dengan peralihan musim dari hujan ke kemarau, yang dikenal sebagai masa pancaroba. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya hujan deras disertai angin kencang, petir, dan bahkan puting beliung.

Prakiraan BMKG menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, sekitar 57,7%, sedang berada dalam masa transisi menuju musim kemarau yang diperkirakan akan dimulai pada April 2025. Kondisi atmosfer yang labil dan pemanasan permukaan bumi memicu pembentukan awan konvektif Cumulonimbus (Cb), yang menjadi pemicu utama cuaca ekstrem selama masa pancaroba.

Potensi Cuaca Ekstrem yang Perlu Diwaspadai:

  • Hujan Deras dan Petir: Hujan dengan intensitas tinggi dan sambaran petir berpotensi terjadi secara tiba-tiba, terutama pada siang hingga menjelang malam hari.
  • Angin Kencang: Keberadaan awan Cb juga dapat memicu angin kencang yang berpotensi merusak bangunan dan pepohonan.
  • Hujan Es dan Puting Beliung: Dalam kondisi tertentu, awan Cb dapat menghasilkan hujan es dan bahkan puting beliung, terutama karena hujan selama masa pancaroba cenderung bersifat lokal dan singkat.

Imbauan BMKG kepada Masyarakat:

  • Amankan Benda-Benda Rentan: Masyarakat diimbau untuk mengamankan barang-barang di luar rumah yang mudah terbawa angin guna mencegah kerusakan.
  • Hindari Berteduh di Tempat Berbahaya: Saat hujan deras, hindari berteduh di bawah pohon rindang atau baliho yang sudah rapuh untuk menghindari risiko tertimpa.
  • Pantau Informasi Cuaca Terkini: Masyarakat disarankan untuk terus memantau informasi cuaca terbaru dari sumber-sumber terpercaya seperti website resmi BMKG atau akun media sosial resmi @infobmkg.

Analisis Kondisi Atmosfer:

BMKG juga memantau aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) di Samudra Hindia barat Aceh hingga Sumatera bagian utara, Laut Cina Selatan, Kalimantan tengah hingga utara, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Sulawesi tengah hingga utara, Maluku Utara, Laut Maluku, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Papua. Fenomena MJO ini berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan gelombang Low Frequency, yang kemudian memicu terbentuknya pola sirkulasi siklonik di berbagai wilayah.

Selain itu, daerah tekanan rendah diperkirakan akan terbentuk di Teluk Benggala, sementara sirkulasi siklonik diprediksi terjadi di Kalimantan Selatan, Samudra Pasifik utara Papua, dan Laut Arafura.

Prakiraan Cuaca Wilayah Indonesia (8-14 April 2025):

Berikut adalah prakiraan cuaca di beberapa wilayah Indonesia selama periode 8-14 April 2025:

  • Periode 8-10 April 2025:
    • Hujan Lebat: Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Papua Pegunungan, dan Papua.
    • Angin Kencang: Maluku.
  • Periode 11-14 April 2025:
    • Hujan Lebat: Sumatra Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Papua Pegunungan.
    • Angin Kencang: Aceh, Riau, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.

BMKG menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem selama masa pancaroba. Informasi cuaca terkini dan peringatan dini dapat diakses melalui kanal-kanal resmi BMKG.