Kenaikan Tarif Impor AS Ancam Eksportir China di Amazon: Strategi Bertahan dan Diversifikasi Pasar

Kenaikan Tarif Impor AS Ancam Eksportir China di Amazon: Strategi Bertahan dan Diversifikasi Pasar

Kenaikan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap barang-barang asal China, mencapai 125% dari angka sebelumnya yaitu 104% (per tanggal 9 April 2025), telah memicu kekhawatiran mendalam di kalangan pengusaha China yang menjual produk mereka melalui platform e-commerce raksasa, Amazon. Langkah proteksionis ini memaksa para penjual untuk mengevaluasi ulang strategi bisnis mereka, antara lain dengan mempertimbangkan penyesuaian harga jual, diversifikasi pasar, atau bahkan meninggalkan platform Amazon.

Ketidakpastian ini menghadirkan tantangan signifikan bagi para eksportir China, yang selama ini mengandalkan pasar AS sebagai salah satu sumber pendapatan utama mereka. Menurut Wang Xin, Kepala Asosiasi E-Commerce Lintas Batas Shenzhen, dampak kenaikan tarif impor ini melampaui sekadar masalah pajak. Kenaikan tarif berpotensi meningkatkan keseluruhan struktur biaya, termasuk biaya produksi, pengiriman, dan pemasaran. Hal ini menciptakan tekanan besar pada profitabilitas para pengusaha, terutama yang berskala kecil dan menengah.

Strategi Bertahan Pengusaha China di Tengah Tekanan Tarif Impor

Menghadapi realitas pahit ini, para pengusaha China mengambil berbagai langkah untuk memitigasi dampak negatif dari kebijakan tarif impor AS. Beberapa strategi yang umum diterapkan antara lain:

  • Penyesuaian Harga Jual: Beberapa pengusaha memilih untuk menaikkan harga produk mereka di pasar AS untuk mengkompensasi kenaikan biaya impor. Namun, strategi ini berpotensi mengurangi daya saing produk mereka dan menurunkan volume penjualan.
  • Diversifikasi Pasar: Banyak pengusaha yang mulai mencari alternatif pasar di luar AS, seperti Eropa, Kanada, Meksiko, dan negara-negara lain di seluruh dunia. Diversifikasi pasar bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar tunggal dan memperluas jangkauan penjualan.
  • Efisiensi Biaya: Pengusaha juga berupaya untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional mereka, misalnya dengan menekan biaya produksi, mengoptimalkan rantai pasokan, dan mengurangi biaya pemasaran.
  • Relokasi Produksi: Beberapa pengusaha mempertimbangkan untuk memindahkan basis produksi mereka ke negara-negara dengan biaya tenaga kerja dan tarif impor yang lebih rendah, seperti Vietnam atau Meksiko. Relokasi produksi dapat membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk.

Dave Fong, seorang pengusaha asal China yang menjual berbagai produk seperti tas sekolah dan speaker aktif di Amazon, mengaku telah menaikkan harga ekspor produknya ke AS hingga 30%. Selain itu, ia juga berencana untuk mengurangi pengeluaran untuk biaya iklan di Amazon dan mengalihkan investasi ke pasar lain.

Dampak Jangka Panjang dan Prospek Pasar E-commerce Lintas Batas

Kenaikan tarif impor AS berpotensi memberikan dampak jangka panjang terhadap ekosistem e-commerce lintas batas. Jika kebijakan ini terus berlanjut, diperkirakan akan terjadi pergeseran signifikan dalam rantai pasokan global dan pola perdagangan internasional. Brian Miller, seorang pengusaha yang telah berjualan di Amazon selama tujuh tahun, bahkan memperkirakan bahwa manufaktur yang melayani pasar AS harus dipindahkan ke negara lain jika keadaan tidak berubah.

Namun demikian, pasar e-commerce lintas batas tetap memiliki potensi pertumbuhan yang besar di masa depan. Dengan semakin meningkatnya penetrasi internet dan adopsi teknologi digital di seluruh dunia, semakin banyak konsumen yang berbelanja secara online dari berbagai negara. Para pengusaha yang mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan mengembangkan strategi bisnis yang inovatif akan memiliki peluang untuk meraih kesuksesan di era digital ini.

China saat ini menjadi basis bagi sekitar setengah dari seluruh penjual di Amazon. Lebih dari 100.000 bisnis Amazon terdaftar di kota Shenzhen, China selatan, dengan total pendapatan tahunan mencapai US$35,3 miliar. Selain itu, China juga menjadi pusat manufaktur bagi platform e-commerce besar lainnya seperti Shein dan Temu. Impor dan ekspor yang melibatkan e-commerce di China mencapai 2,63 triliun yuan (sekitar US$358 miliar) pada tahun lalu.

Kebijakan tarif impor AS ini menjadi pengingat bagi para pengusaha untuk tidak hanya fokus pada satu pasar, tetapi juga untuk membangun ketahanan bisnis dengan diversifikasi dan inovasi. Masa depan e-commerce lintas batas akan ditentukan oleh kemampuan para pelaku bisnis untuk beradaptasi dengan perubahan dan memanfaatkan peluang yang ada.