Indonesia Siapkan Evakuasi Medis Sementara untuk 1.000 Warga Gaza: Menlu Koordinasi Aspek Teknis

Indonesia Siapkan Evakuasi Medis Sementara untuk 1.000 Warga Gaza: Menlu Koordinasi Aspek Teknis

Pemerintah Indonesia bergerak cepat dalam merespon krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza. Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyatakan bahwa Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tengah mempersiapkan segala aspek teknis yang diperlukan untuk mengevakuasi warga Gaza yang menjadi korban konflik, untuk mendapatkan perawatan medis di Indonesia. Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto, yang sebelumnya telah menyampaikan kesiapan Indonesia untuk membantu mengevakuasi warga Gaza yang terluka.

"Di tingkat nasional, Kemenlu akan berkoordinasi intensif dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait untuk menindaklanjuti arahan Presiden, terutama mengenai aspek teknis pelaksanaan evakuasi," ujar Menlu Sugiono dalam keterangan persnya. Koordinasi ini mencakup persiapan keberangkatan dan kepulangan warga Palestina, memastikan proses berjalan lancar dan sesuai dengan standar internasional.

Evakuasi Bersifat Sementara dan Memperhatikan Hukum Internasional

Menlu Sugiono menegaskan bahwa evakuasi ini bersifat sementara dan tidak bertujuan untuk merelokasi warga Gaza secara permanen. Pemerintah Indonesia menolak segala upaya yang berpotensi mengubah demografi Gaza, dan menegaskan komitmennya terhadap hukum internasional. Warga Gaza yang dievakuasi akan mendapatkan perawatan medis hingga kondisi mereka pulih dan situasi di Gaza memungkinkan mereka untuk kembali ke tanah air.

"Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa Indonesia menolak setiap upaya yang akan merelokasi atau memindahkan warga Palestina dari Tanah Airnya. Setiap upaya yang mengubah demografi Gaza merupakan pelanggaran hukum internasional," tegas Menlu Sugiono.

Tahapan dan Konsultasi Lintas Negara

Proses evakuasi akan dilaksanakan setelah seluruh tahapan konsultasi dan persiapan teknis selesai dilakukan. Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan konsultasi dengan berbagai negara terkait rencana ini, termasuk pemerintah Palestina dan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Persetujuan dari semua pihak terkait menjadi syarat mutlak sebelum evakuasi dapat dilaksanakan.

"Apabila semua pihak menghendaki dan menyetujui, Indonesia juga siap menerima korban perang terutama warga sipil, untuk melakukan pengobatan dan perawatan di Indonesia," kata Menlu Sugiono.

Rencana Awal Evakuasi 1.000 Warga Gaza

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menyampaikan bahwa Indonesia siap mengevakuasi sekitar 1.000 warga Gaza pada gelombang pertama. Mereka akan dibawa ke Indonesia untuk mendapatkan perawatan medis yang komprehensif, termasuk penanganan trauma psikologis, terutama bagi anak-anak yatim piatu dan warga sipil yang terdampak langsung oleh konflik.

"Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kita perkirakan mungkin jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama," ujar Presiden Prabowo.

Syarat Evakuasi: Persetujuan dan Sifat Sementara

Presiden Prabowo juga menekankan dua syarat utama dalam rencana evakuasi ini: persetujuan dari semua pihak terkait dan sifat sementara dari evakuasi itu sendiri. Setelah kondisi di Gaza membaik, warga Palestina yang dievakuasi akan kembali ke tanah air mereka.

Berikut poin-poin penting mengenai rencana evakuasi:

  • Jumlah Awal: 1.000 warga Gaza
  • Tujuan: Perawatan medis dan pemulihan trauma
  • Sifat: Sementara, bukan relokasi permanen
  • Syarat: Persetujuan dari semua pihak terkait
  • Koordinasi: Antar kementerian dan lembaga di Indonesia, serta konsultasi dengan negara-negara terkait

Inisiatif ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam membantu meringankan penderitaan warga Gaza yang menjadi korban konflik, serta menegaskan peran aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah. Pemerintah Indonesia berharap upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi warga Gaza dan menjadi contoh bagi negara-negara lain untuk turut berkontribusi dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan ini.