Trauma Serangan KKB, Puluhan Pekerja Tambang Emas Yahukimo Dievakuasi ke Asmat
Evakuasi Dramatis Puluhan Warga Yahukimo Usai Teror KKB
Sebanyak 35 warga sipil yang berprofesi sebagai pekerja tambang emas berhasil dievakuasi ke Kabupaten Asmat, Papua Selatan, setelah mengalami teror dan ancaman dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan. Evakuasi ini menjadi babak baru bagi para korban yang selamat dari pembantaian tragis yang menewaskan 11 rekan mereka sesama pendulang emas.
Peristiwa mengerikan ini bermula ketika KKB melakukan serangan brutal di lokasi pertambangan emas tradisional. Aksi kekerasan tersebut memaksa ratusan pekerja untuk melarikan diri menyelamatkan diri. Dalam kondisi panik dan ketakutan, puluhan warga memilih untuk melakukan perjalanan darat yang sangat berat dan berbahaya menuju wilayah yang lebih aman, yaitu Kabupaten Asmat.
Perjalanan Penuh Tantangan: 60 Kilometer Melintasi Hutan Belantara
Perjalanan menuju Asmat bukanlah perkara mudah. Para pengungsi harus menempuh jarak sekitar 60 kilometer dengan berjalan kaki melintasi hutan belantara yang lebat dan penuh tantangan. Selama dua hari penuh, mereka berjuang melawan rasa lapar, kelelahan, dan ketakutan akan ancaman KKB yang mungkin saja masih mengintai. Kondisi fisik dan mental mereka sangat tertekan akibat trauma yang mendalam.
Beruntung, setelah dua hari berjalan kaki, para pengungsi akhirnya tiba di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat pada hari Selasa, 8 April 2025. Kedatangan mereka disambut oleh aparat kepolisian dan warga setempat yang memberikan bantuan kemanusiaan.
Polres Asmat Berikan Bantuan Kemanusiaan
Kapolres Asmat, AKBP Wahyu Basuki, menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi. Bantuan tersebut meliputi makanan, minuman, pakaian, dan pelayanan kesehatan. Selain itu, tim trauma healing juga diterjunkan untuk membantu memulihkan kondisi psikologis para korban yang mengalami trauma akibat peristiwa kekerasan yang mereka alami.
"Kami memberikan bantuan kemanusiaan berupa makanan, minuman, pakaian, dan pelayanan kesehatan kepada para pengungsi. Tim trauma healing juga memberikan pendampingan psikologis untuk membantu mereka mengatasi trauma yang dialami," ujar AKBP Wahyu Basuki.
Ratusan Warga Sempat Melarikan Diri
AKBP Wahyu Basuki menambahkan bahwa berdasarkan informasi yang dihimpun, total terdapat sekitar 100 warga yang sempat melarikan diri dari kejaran KKB. Namun, dalam pelarian tersebut, mereka terpecah menjadi beberapa kelompok dan menuju ke arah yang berbeda.
"Informasi awal yang kami terima, ada sekitar 100 warga yang melarikan diri. Namun, mereka terpecah menjadi beberapa kelompok dan menuju ke arah yang berbeda. Kami masih terus melakukan pendataan dan pencarian terhadap warga yang belum ditemukan," jelasnya.
Kejadian ini menjadi pengingat betapa rentannya kehidupan masyarakat sipil di wilayah konflik Papua. Pemerintah dan aparat keamanan diharapkan dapat meningkatkan upaya perlindungan terhadap masyarakat sipil dan menindak tegas aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB. Selain itu, pendekatan dialog dan pembangunan ekonomi juga perlu ditingkatkan untuk mengatasi akar masalah konflik di Papua.
Daftar Bantuan yang Diberikan:
- Makanan dan Minuman
- Pakaian Layak Pakai
- Pelayanan Kesehatan
- Pendampingan Psikologis (Trauma Healing)