AS Tunda Kenaikan Tarif Impor untuk Indonesia dan Sejumlah Negara, Perang Dagang dengan China Meningkat
AS Tunda Kenaikan Tarif Impor untuk Indonesia dan Sejumlah Negara, Perang Dagang dengan China Meningkat
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan penangguhan sementara kenaikan tarif impor resiprokal selama 90 hari untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan ruang negosiasi dengan negara-negara yang dianggap tidak melakukan praktik perdagangan yang tidak adil. Namun, penangguhan ini tidak berlaku bagi China, yang justru menghadapi peningkatan tarif secara signifikan.
Keputusan ini, yang diumumkan oleh Gedung Putih, menunjukkan bahwa tarif untuk negara-negara yang masuk dalam daftar penangguhan diturunkan menjadi 10% mulai 5 April. Selama periode 90 hari ini, Amerika Serikat akan melakukan serangkaian negosiasi dengan negara-negara terkait untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang lebih adil dan saling menguntungkan. Langkah ini diharapkan dapat meredakan ketegangan perdagangan dan membuka jalan bagi kerjasama ekonomi yang lebih baik.
Perang Dagang AS-China Memanas
Berbeda dengan negara-negara lain, China justru menghadapi peningkatan tarif yang signifikan. Trump menaikkan tarif impor resiprokal untuk produk-produk China dari 34% menjadi 125%. Langkah ini diambil sebagai respons atas tindakan China yang dianggap tidak hormat karena membalas kebijakan tarif AS dengan menaikkan tarif impor produk Amerika hingga 84%.
Menurut Gedung Putih, tindakan China tersebut merupakan bentuk perlawanan terhadap kebijakan perdagangan AS dan menunjukkan ketidakmauan untuk bernegosiasi secara konstruktif. Peningkatan tarif ini diharapkan dapat memberikan tekanan kepada China untuk mengubah praktik perdagangan mereka dan bersedia mencapai kesepakatan yang lebih adil.
Reaksi Internasional dan Dampak Pasar
Kebijakan tarif Trump telah memicu reaksi beragam dari berbagai negara dan organisasi internasional. Pejabat di kantor Perdana Menteri Inggris menyatakan bahwa perang dagang tidak akan menguntungkan siapa pun, dan menekankan pentingnya dialog dan kerjasama untuk menyelesaikan sengketa perdagangan.
Pengumuman penangguhan tarif sementara ini juga memberikan dampak positif bagi pasar saham AS. Setelah pengumuman tersebut, indeks S&P 500 melonjak 7% dalam perdagangan sore dan terus meningkat hingga 9,5% saat penutupan pasar. Dow Jones juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 7,8%. Kenaikan ini menunjukkan bahwa investor merespons positif langkah Trump yang dianggap dapat meredakan ketegangan perdagangan dan mengurangi risiko resesi.
Namun, politisi senior Partai Demokrat, Chuck Schumer, mengkritik kebijakan Trump dan menyebut penangguhan tarif sebagai bukti bahwa Trump sedang "terhuyung-huyung" dalam menghadapi tekanan ekonomi. Schumer berpendapat bahwa kebijakan tarif Trump telah merugikan ekonomi AS dan bahwa penangguhan tarif hanyalah upaya untuk menenangkan pasar setelah mengalami gejolak.
Posisi Trump dan Harapan akan Kesepakatan dengan China
Dalam pengumumannya di platform media sosial Truth Social, Trump menyatakan bahwa penangguhan tarif selama 90 hari hanya berlaku bagi negara-negara yang tidak membalas kebijakannya. Dia juga menegaskan bahwa tarif tambahan untuk China akan segera diterapkan.
Trump berharap bahwa pada suatu saat, China akan menyadari bahwa praktik perdagangan yang tidak adil tidak dapat lagi diterima. Dia juga mengungkapkan harapannya bahwa Presiden China Xi Jinping ingin mencapai kesepakatan dengan AS.
Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa China bersedia untuk mengubah posisinya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan bahwa AS terus mengenakan tarif pada negaranya dengan cara yang kasar. Lin menegaskan bahwa China menentang praktik intimidasi dan meminta AS untuk menunjukkan sikap yang setara, saling menghormati, dan timbal balik jika berharap dapat menyelesaikan masalah melalui negosiasi.
Dampak Potensial pada Perdagangan Global
Ketegangan perdagangan antara AS dan China dapat menyebabkan penurunan signifikan dalam perdagangan barang di antara kedua negara. Organisasi Perdagangan Dunia memperkirakan bahwa perdagangan barang antara AS dan China dapat turun hingga 80%, atau setara dengan Rp7.815 triliun, jika ketegangan terus berlanjut.
Penurunan perdagangan ini dapat berdampak negatif pada ekonomi global, karena AS dan China adalah dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Selain itu, perang dagang juga dapat memicu ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu dicatat:
- Penangguhan tarif sementara untuk Indonesia dan sejumlah negara.
- Kenaikan tarif untuk China.
- Reaksi beragam dari berbagai negara dan organisasi internasional.
- Dampak positif pada pasar saham AS.
- Ketegangan perdagangan yang berkelanjutan antara AS dan China.
- Potensi penurunan perdagangan global.