Jembatan Srandakan Era Kolonial Dibongkar Demi Keamanan Publik dan Kelestarian Sungai Progo

Jembatan Srandakan Bersejarah Runtuh, Pemerintah Ambil Tindakan Pembongkaran

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memulai proses pembongkaran Jembatan Srandakan lama, sebuah infrastruktur yang telah berdiri sejak era 1930-an, yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulon Progo. Keputusan ini diambil setelah jembatan tersebut mengalami kerusakan parah akibat erosi yang menggerogoti fondasinya, hingga menyebabkan sebagian struktur jembatan ambles dan terputus pada awal Februari 2025.

"Pembongkaran telah dimulai sejak hari Selasa, 8 April 2025, dan diperkirakan akan berlangsung selama 70 hari," ungkap Sarjiman, Panewu (Camat) Srandakan, dalam keterangannya kepada awak media. Langkah ini dianggap krusial untuk mencegah potensi kerusakan lebih lanjut yang dapat ditimbulkan oleh jembatan yang rapuh terhadap lingkungan sekitar, khususnya aliran Sungai Progo. Dikawatirkan apabila jembatan ambrol secara alami akan berdampak buruk terhadap sungai Progo dan jembatan Srandakan baru yang masih beroperasi.

Alasan Pembongkaran Jembatan Srandakan Lama

Sarjiman menekankan bahwa pembongkaran ini dilakukan demi keselamatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Jembatan Srandakan lama, meskipun memiliki nilai historis, telah menjadi sumber potensi bahaya. Kondisinya yang memprihatinkan dikhawatirkan dapat menyebabkan ambruk secara tiba-tiba, yang tidak hanya membahayakan warga yang melintas di sekitarnya, tetapi juga dapat merusak aliran Sungai Progo dan mengancam keberadaan jembatan Srandakan baru yang masih aktif digunakan.

Sebelumnya, jembatan ini masih sering dimanfaatkan oleh warga untuk berolahraga atau sekadar melintas. Namun, setelah kerusakan groundsill yang menyebabkan jembatan terputus pada 6 Februari 2025, akses ke jembatan ditutup untuk umum. Meskipun dibongkar, pemerintah berjanji untuk tetap melestarikan jejak sejarah jembatan ini melalui dokumentasi dan cara-cara lain yang memungkinkan.

Berikut adalah poin-poin penting terkait pembongkaran Jembatan Srandakan lama:

  • Kerusakan Struktural: Erosi menyebabkan tiang jembatan terkikis, mengakibatkan sebagian struktur ambles dan terputus.
  • Potensi Bahaya: Kondisi jembatan yang rapuh dapat menyebabkan ambruk tiba-tiba, membahayakan masyarakat dan lingkungan.
  • Perlindungan Sungai Progo: Pembongkaran untuk mencegah kerusakan aliran sungai dan jembatan Srandakan baru.
  • Pelaksanaan: Pembongkaran dimulai 8 April 2025 dan diperkirakan berlangsung 70 hari.
  • Tujuan: Keamanan publik dan pelestarian lingkungan.

Pembongkaran Jembatan Srandakan lama merupakan langkah yang berat namun perlu diambil demi mencegah risiko yang lebih besar. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus menjaga keselamatan warga dan melestarikan lingkungan sekitar, serta tetap menghargai nilai sejarah yang melekat pada jembatan ini.