Ketegangan Dagang AS-China Memanas: Menteri Keuangan AS Soroti Dampak Global

Ketegangan Dagang AS-China Memanas: Menteri Keuangan AS Soroti Dampak Global

Washington D.C. – Hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali menjadi sorotan, dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, melontarkan pernyataan keras mengenai dampak kebijakan ekonomi China terhadap perekonomian global. Bessent menuding China sebagai sumber masalah perdagangan utama bagi AS dan dunia secara keseluruhan, di tengah langkah pemerintahan Presiden Donald Trump yang mengurangi tarif bagi sebagian besar negara, kecuali China.

Kenaikan Tarif Impor dan Reaksi China

Pada hari Rabu (9/4/2025), pemerintahan Trump mengumumkan penurunan tarif timbal balik untuk sejumlah negara, namun secara bersamaan menaikkan tarif impor terhadap produk-produk China hingga mencapai 125%. Langkah ini merupakan eskalasi signifikan dalam perang dagang yang telah berlangsung lama antara kedua negara. Bessent menggambarkan ekonomi China sebagai "paling tidak seimbang dalam sejarah dunia modern," dan menuduh negara tersebut melakukan praktik-praktik perdagangan yang merugikan.

Sebagai respons terhadap kebijakan AS, China dikabarkan menaikkan tarif impor terhadap barang-barang AS dari 34% menjadi 84%. Langkah balasan ini semakin memperburuk tensi perdagangan dan memicu kekhawatiran akan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Diplomasi Perdagangan dan Isolasi China

Bessent menekankan bahwa pemerintah AS berupaya mencari solusi perdagangan dengan mitra-mitra dagangnya. Ia mengklaim bahwa lebih dari 75 negara telah menghubungi pemerintahan Trump untuk bekerja sama dalam menyusun kerangka kerja perdagangan yang baru. Namun, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menyoroti perbedaan sikap China yang menolak untuk berunding dan mencapai kesepakatan perdagangan yang baru dengan AS.

Lutnick menyatakan bahwa "Dunia siap bekerja sama dengan Presiden Trump untuk memperbaiki perdagangan global, dan China telah memilih arah yang berlawanan," melalui unggahan di platform media sosial X. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa AS berupaya untuk mengisolasi China dalam percaturan perdagangan global dan membangun aliansi dengan negara-negara lain yang bersedia bekerja sama.

Dampak Tarif dan Janji Trump

Presiden Trump mengumumkan rencana tarif impor dalam acara "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih pada tanggal 2 April 2025. Ia mengklaim bahwa tarif baru ini akan menciptakan lapangan kerja baru bagi pekerja Amerika. Rencana tersebut menetapkan tarif dasar sebesar 10% untuk semua impor ke AS, serta tarif tambahan untuk negara-negara yang mengenakan tarif lebih tinggi pada barang-barang Amerika.

Trump juga mengumumkan penangguhan tarif timbal balik selama 90 hari bagi negara-negara yang bersedia bekerja sama. Selama periode ini, negara-negara tersebut hanya akan dikenakan tarif impor dasar sebesar 10%. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menyatakan harapannya bahwa China akan segera menyadari bahwa praktik-praktik perdagangan yang merugikan tidak lagi dapat diterima.

Kesimpulan

Ketegangan perdagangan antara AS dan China terus meningkat, dengan implikasi yang signifikan bagi perekonomian global. Langkah-langkah proteksionis yang diambil oleh kedua negara berpotensi menghambat pertumbuhan perdagangan dan investasi, serta meningkatkan risiko inflasi. Diperlukan dialog dan negosiasi yang konstruktif antara AS dan China untuk mencapai solusi perdagangan yang adil dan berkelanjutan, demi menjaga stabilitas ekonomi global.