Perjalanan Panjang Titiek Puspa: Dari Penolakan Keluarga hingga Ikon Musik Indonesia

Kisah Inspiratif Titiek Puspa: Menggapai Mimpi di Tengah Keterbatasan

Sumarti, nama kecil Titiek Puspa, telah menunjukkan bakat menyanyi sejak usia dini. Kemenangan demi kemenangan diraih dalam berbagai kompetisi, mengalahkan cita-cita awalnya menjadi seorang guru. Namun, jalan yang ditempuhnya tidaklah mudah. Penolakan dari keluarga menjadi batu sandungan yang harus diatasi dengan gigih.

Mengatasi Penolakan dengan Semangat Berkarya

Untuk dapat terus berkarya, Sumarti menggunakan nama samaran Titiek Puspa. Nama "Titiek" diambil dari panggilan sehari-harinya, sementara "Puspa" merupakan nama sang ayah. Menyanyi menjadi pelipur lara, sekaligus cara berkomunikasi dengan Tuhan, membantunya melawan penyakit yang kerap menghantuinya.

"Saya pulang sekolah naik pohon jambu nyanyi untuk Dia, ngobrol. Jadi tidak tahunya saya naik pohon itu sekaligus les vokal," kenang Titiek Puspa.

Kecintaannya pada musik semakin mendalam seiring berjalannya waktu. Di usia 17 tahun, ia mengikuti kontes Bintang Radio di Semarang, sebuah langkah awal yang membawanya menuju gerbang kesuksesan.

Menembus Industri Musik dan Layar Lebar

Setelah menaklukkan Semarang, Titiek Puspa bergabung dengan Orkes Studio Jakarta. Di sana, ia merekam beberapa album dan mulai dikenal luas lewat lagu "Si Hitam" dan "Pita" yang dirilis pada tahun 1963. Pada masa itu, bakatnya menarik perhatian Presiden Soekarno, yang mengundangnya tampil di istana. Penampilannya memukau presiden dan para tamu, membuka jalan lebar bagi kariernya.

Titiek Puspa juga merambah dunia perfilman, menerima tawaran dari Misbach Yusa Biran untuk bermain dalam film "Di Balik Tjahaja Gemerlapan" (1966). Sejumlah film lain pun dibintanginya, seperti:

  • Bing Slamet Setan Djalanan (1972)
  • Bawang Putih (1974)
  • Tiga Cewek Badung (1975)
  • Inem Pelayan Seksi II (1977)

Meski tidak terlalu menikmati dunia akting, Titiek Puspa menerima tawaran film demi membantu perekonomian keluarga.

Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri

Berakting menjadi tantangan tersendiri bagi Titiek Puspa. Ia merasa minder dan kurang percaya diri. Bahkan, ia tidak pernah mendapat peran utama dalam acara kenaikan kelas karena merasa tidak memiliki paras yang menawan.

"Saya tidak pernah (dapat peran) menyenangkan. Malah pernah disuruh jadi laki-laki dan merokok," ujarnya.

Warisan Abadi Seorang Seniman Legendaris

Titiek Puspa, yang akrab disapa Eyang, telah berpulang pada usia 87 tahun. Lebih dari setengah abad, ia mendedikasikan dirinya untuk seni di Indonesia. Karya-karyanya akan terus dikenang dan menginspirasi generasi mendatang. Selamat jalan, Eyang! Semoga karya-karyamu abadi selamanya.