IMO Dorong Dekarbonisasi Industri Perkapalan Global Melalui Pajak Emisi

Industri Perkapalan Global Hadapi Era Baru: Pajak Emisi untuk Dekarbonisasi

Organisasi Maritim Internasional (IMO) mengambil langkah progresif dalam memerangi perubahan iklim dengan mengusulkan penerapan pajak emisi global untuk industri perkapalan. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengurangi ketergantungan industri pada bahan bakar fosil dan mempercepat transisi menuju bahan bakar yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Perundingan intensif sedang berlangsung di markas IMO di London, dengan fokus pada penyusunan langkah-langkah konkret untuk meminimalkan dampak iklim dari pengiriman internasional. Sektor ini, yang bertanggung jawab atas sekitar 3% dari emisi karbon global, menjadi target utama dalam upaya pengurangan emisi. Proposal yang sedang dibahas mencakup:

  • Standar Bahan Bakar Maritim Global: Menetapkan batasan emisi yang lebih ketat untuk bahan bakar yang digunakan oleh kapal.
  • Pungutan Karbon: Mengenakan biaya pada emisi karbon yang dihasilkan oleh kapal.
  • Skema Kredit Karbon: Memberikan insentif bagi perusahaan pelayaran untuk mengurangi emisi mereka.

Jika berhasil diimplementasikan, skema penetapan harga karbon ini berpotensi menjadi salah satu kesepakatan iklim terbesar dalam satu dekade terakhir, menandai komitmen signifikan dari industri yang sebelumnya dikenal sulit untuk didekarbonisasi. Penerapan kebijakan ini memerlukan dukungan luas dari berbagai negara anggota.

Tantangan dan Kontroversi

Namun, jalan menuju implementasi pajak emisi tidaklah mudah. Beberapa negara anggota menyuarakan kekhawatiran mereka, terutama terkait dengan:

  • Dampak Ekonomi: Negara-negara seperti Brasil, China, dan Arab Saudi khawatir bahwa pajak emisi dapat mengurangi daya saing ekonomi mereka dan memperburuk ketimpangan.
  • Perang Dagang: Ketegangan perdagangan global yang sedang berlangsung dapat mempersulit upaya untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif.

Di sisi lain, negara-negara Kepulauan Pasifik dan Karibia, yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, mendukung penuh pengenaan biaya emisi gas rumah kaca pada industri pelayaran. Mereka melihat ini sebagai langkah penting untuk melindungi mata pencaharian dan wilayah mereka.

Menuju Masa Depan yang Lebih Hijau

Para delegasi di IMO telah sepakat untuk mencapai emisi sektor nol bersih pada tahun 2050 dan menetapkan serangkaian langkah pengurangan karbon jangka menengah pada tahun 2025. Sektor pelayaran internasional, yang mengangkut sekitar 90% perdagangan global, menghadapi tantangan besar dalam mencapai tujuan ini, mengingat ketergantungannya pada bahan bakar fosil.

Angie Farrag-Thibault dari Environmental Defense Fund menekankan pentingnya dua elemen kunci untuk keberhasilan perundingan IMO:

  1. Standar Bahan Bakar Global yang Ambisius: Membatasi emisi dari bahan bakar kapal secara signifikan.
  2. Mekanisme Ekonomi yang Kuat dan Efektif: Mendorong industri perkapalan untuk mengurangi polusi secara substansial.

Selain itu, Farrag-Thibault menekankan perlunya mekanisme penyaluran dana yang adil untuk mendukung transisi ke bahan bakar bersih dan teknologi baru, sambil memberikan bantuan kepada wilayah-wilayah yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Dana iklim yang ada dapat dimanfaatkan untuk tujuan ini, memastikan bahwa transisi berjalan dengan adil dan inklusif.

Inisiatif IMO ini menandai langkah penting dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim. Keberhasilan implementasi pajak emisi dan langkah-langkah terkait akan bergantung pada kerjasama dan komitmen dari semua negara anggota dan pemangku kepentingan di industri perkapalan.