Gaya Hidup Mewah Anak Kapolda Kalsel Picu Kritik Keras DPR

Gaya Hidup Mewah Anak Kapolda Kalsel Tuai Kecaman

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, melontarkan kritik tajam terhadap gaya hidup mewah yang ditampilkan Ghazyendha Aditya Pratama, putra Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel) Irjen Pol. Rosyanto Yudha Hermawa, di media sosial. Sahroni menilai aksi pamer kekayaan atau flexing tersebut tidak mencerminkan rasa empati dan berpotensi merusak citra institusi Polri di mata publik. Pernyataan ini disampaikan Sahroni menanggapi viralnya sejumlah unggahan Ghazyendha yang menampilkan aktivitasnya menggunakan jet pribadi, mengenakan barang-barang mewah, serta melakukan transaksi belanja dengan nilai fantastis yang melebihi satu miliar rupiah.

"Tindakan flexing tersebut, terlepas dari sumber kekayaan yang dimiliki, kurang bijaksana dan sangat tidak tepat," tegas Sahroni dalam keterangan persnya pada Senin, 3 Maret 2025. Ia menekankan bahwa sebagai bagian dari keluarga pejabat publik, terutama keluarga anggota Polri, Ghazyendha seharusnya lebih mempertimbangkan dampak tindakannya terhadap citra institusi dan perasaan masyarakat luas. Sahroni mengingatkan bahwa setiap pejabat publik, termasuk orang tua Ghazyendha, digaji oleh rakyat dan karenanya berkewajiban untuk menjaga kepercayaan publik, termasuk dengan memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.

Lebih lanjut, Sahroni menjelaskan bahwa perilaku flexing yang dilakukan Ghazyendha berpotensi menimbulkan persepsi negatif di masyarakat, khususnya terkait kesenjangan ekonomi dan transparansi harta kekayaan pejabat publik. Kemewahan yang dipamerkan, meskipun berasal dari usaha pribadi Ghazyendha, tetap saja harus dipertimbangkan dengan cermat mengingat posisi ayahnya sebagai pejabat tinggi di kepolisian. Sahroni menyayangkan kurangnya pertimbangan etika dan dampak sosial dari aksi pamer kekayaan tersebut.

"Meskipun keberhasilan pribadi harus diapresiasi, namun kesadaran akan posisi dan tanggung jawab sosial sebagai keluarga pejabat publik harus diutamakan," tambah Sahroni. Ia menambahkan bahwa kasus ini menjadi pengingat penting bagi seluruh keluarga pejabat publik untuk selalu bertindak bijak dan menjaga sikap agar tidak menimbulkan kontroversi dan memicu keresahan di masyarakat.

Berikut poin-poin penting kritik Sahroni terhadap gaya hidup mewah Ghazyendha:

  • Kurangnya empati dan pertimbangan dampak sosial.
  • Potensi merusak citra Polri di mata publik.
  • Tidak bijaksana mengingat posisi ayah sebagai pejabat publik yang digaji rakyat.
  • Perlunya kesadaran akan tanggung jawab sosial sebagai keluarga pejabat publik.
  • Pentingnya menjaga sikap agar tidak menimbulkan kontroversi dan keresahan masyarakat.

Sahroni berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga, bukan hanya bagi Ghazyendha, namun juga bagi keluarga pejabat publik lainnya untuk selalu bersikap hati-hati dan mempertimbangkan dampak setiap tindakan mereka terhadap masyarakat dan citra institusi yang diwakilinya.