Ramadhan dan Rencana Keuangan: Strategi Investasi Bijak di Tengah Peningkatan Pengeluaran

Ramadhan dan Rencana Keuangan: Strategi Investasi Bijak di Tengah Peningkatan Pengeluaran

Bulan suci Ramadhan, yang sarat dengan ibadah dan berbagi, juga menjadi momentum ideal untuk melakukan refleksi dan perencanaan keuangan yang matang. Meskipun pengeluaran cenderung meningkat selama Ramadhan, terkait zakat, infak, dan kebutuhan lainnya, peluang untuk berinvestasi tetap terbuka lebar, asalkan strategi yang tepat diterapkan. Hal ini ditegaskan oleh Head of IPOT Fund, Dody Mardiansyah, yang menyatakan bahwa Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk mengevaluasi kondisi finansial dan menyusun rencana keuangan yang lebih bijaksana. “Meski kondisi ekonomi sedang menantang, investasi tetap krusial untuk menjamin kesehatan keuangan jangka panjang,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Kamis (6/2/2025).

Berikut beberapa strategi untuk tetap dapat berinvestasi secara bijak selama bulan Ramadhan, di tengah meningkatnya kebutuhan dan pengeluaran:

1. Mengelola Godaan Konsumtif:

Ramadhan kerap diiringi dengan berbagai promo dan diskon menarik yang dapat memicu pembelian impulsif. Kondisi ini berpotensi mengganggu rencana keuangan yang telah disusun. “Disiplin diri menjadi kunci utama dalam mengelola keuangan di bulan Ramadhan,” tegas Dody. Untuk mengantisipasi hal ini, disarankan untuk membuat anggaran yang terstruktur dan terinci. Pisahkan pos anggaran untuk kebutuhan sehari-hari, ibadah, dan investasi. Dengan demikian, alokasi dana dapat lebih terarah dan terkendali. “Anggaran yang terencana akan membantu kita memprioritaskan kebutuhan dan memastikan dana investasi tetap terjaga,” tambahnya.

2. Mengoptimalkan Pengeluaran untuk Makan:

Menyiapkan sahur dan berbuka puasa di rumah merupakan cara efektif untuk menghemat pengeluaran sekaligus menjaga kesehatan. “Memasak bersama keluarga atau teman dapat mempererat silaturahmi. Selain itu, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di rumah dan menyusun menu sederhana, kita dapat menekan biaya konsumsi,” jelas Dody. Bagi mereka yang beraktivitas di luar rumah, membawa bekal menjadi solusi praktis dan ekonomis. Dengan begitu, pengeluaran untuk makanan dapat dikontrol, sehingga dana yang tersedia dapat dialokasikan untuk investasi atau tabungan. “Mengurangi frekuensi makan di luar rumah tidak hanya menguntungkan dari sisi keuangan, tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan,” imbuhnya.

3. Memulai Investasi dengan Modal Terjangkau:

Investasi tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Reksa dana, misalnya, merupakan pilihan investasi yang tepat bagi pemula, dengan modal awal yang relatif terjangkau, bahkan mulai dari Rp 100.000. Reksa dana menawarkan potensi imbal hasil yang stabil dengan tingkat risiko yang relatif rendah. “Reksa dana cocok bagi pemula karena tidak membutuhkan pengetahuan yang kompleks tentang pasar modal. Investor dapat belajar secara bertahap sambil mengamati perkembangan investasinya,” kata Dody. Kemudahan akses investasi reksa dana melalui platform digital semakin memudahkan masyarakat untuk memulai investasi, seperti melalui IPOT Fund dari PT Indo Premier Sekuritas yang memungkinkan transaksi langsung melalui aplikasi. “Dengan demikian, investor pemula dapat memulai investasi tanpa perlu khawatir dengan risiko yang tinggi, sambil tetap menjaga keseimbangan keuangan yang sehat,” tutupnya.

Kesimpulannya, Ramadhan bukan hanya waktu untuk meningkatkan spiritualitas, tetapi juga kesempatan untuk merencanakan masa depan keuangan dengan lebih bijak. Dengan strategi yang tepat, investasi tetap dapat dilakukan meskipun pengeluaran meningkat. Disiplin dan perencanaan yang matang adalah kunci keberhasilan dalam mengelola keuangan selama Ramadhan dan seterusnya.