Australia Tegaskan Sikap Independen, Tolak Ajakan China untuk Bersatu Melawan Tarif Impor AS

Australia Menolak Tawaran China untuk Front Bersama Melawan Tarif AS

Canberra, Australia – Australia telah menolak ajakan dari China untuk membentuk front bersama dalam menghadapi tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Penolakan ini menggarisbawahi komitmen Australia untuk menjaga independensi dalam kebijakan luar negerinya dan fokus pada kepentingan nasionalnya.

Latar Belakang Konflik Tarif

Ketegangan perdagangan antara AS dan China telah meningkat dalam beberapa waktu terakhir, dengan kedua negara saling memberlakukan tarif atas barang-barang impor. Australia, sebagai mitra dagang utama bagi kedua negara, juga terkena dampak dari perang tarif ini. Baru-baru ini, Gedung Putih mengenakan tarif impor sebesar 10% untuk barang-barang dari Australia, meskipun jauh lebih rendah dibandingkan dengan tarif impor 125% yang dikenakan pada China.

Duta Besar China untuk Australia, Xiao Qian, telah menyerukan kerja sama antara kedua negara untuk melawan apa yang disebutnya sebagai "perilaku hegemonik dan intimidasi AS." Menurut Xiao, perlawanan bersama adalah satu-satunya cara untuk menghentikan tindakan AS yang dapat merusak tatanan perdagangan internasional.

Sikap Tegas Australia

Namun, pemerintah Australia telah menolak tawaran tersebut. Perdana Menteri Anthony Albanese menegaskan bahwa Australia akan selalu "berbicara untuk diri mereka sendiri" dan mengambil keputusan berdasarkan kepentingan nasionalnya. Menteri Pertahanan Richard Marles menambahkan bahwa Australia tidak akan "bergandengan tangan dengan China" dalam masalah ini.

"Ini tentang mengejar kepentingan nasional Australia, bukan tentang membuat panggilan bersama dengan China," tegas Marles.

Fokus pada Diversifikasi Perdagangan

Alih-alih terlibat dalam konfrontasi langsung dengan AS, Australia memilih untuk mengejar negosiasi lebih lanjut dengan Gedung Putih. Australia juga menyatakan kemarahannya atas tarif impor AS, tetapi mengatakan tidak akan membalas.

Selain itu, Australia berfokus pada diversifikasi perdagangannya untuk mengurangi ketergantungannya pada AS dan China. Pemerintah Australia secara aktif mencari peluang ekspor baru di pasar lain, seperti India, Inggris, dan Uni Emirat Arab (UAE).

"80 persen perdagangan tidak melibatkan Amerika Serikat. Ada peluang bagi Australia dan kami bermaksud untuk memanfaatkannya," kata Albanese.

Menteri Perdagangan Australia Don Farrell telah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan India dalam beberapa hari terakhir sebagai bagian dari upaya diversifikasi perdagangan ini.

Kritik China terhadap Kebijakan AS

Duta Besar Xiao Qian mengkritik kebijakan perdagangan AS, menuduh AS telah "mempersenjatai" masalah perdagangan. Dia juga menyatakan kekhawatiran bahwa "kompromi yang lemah" akan memungkinkan Presiden Trump untuk "menyabotase tatanan internasional" dan menyeret ekonomi dunia ke dalam "rawa" dan "jurang".

Xiao menekankan pentingnya kerja sama antara Australia dan China untuk menjaga lingkungan perdagangan yang adil dan bebas. Dia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk "dengan tegas mengatakan tidak kepada unilateralisme dan proteksionisme."

Kesimpulan

Penolakan Australia terhadap ajakan China untuk membentuk front bersama melawan tarif AS menunjukkan komitmen Australia terhadap independensi dalam kebijakan luar negerinya dan fokus pada kepentingan nasionalnya. Australia memilih untuk mengejar negosiasi dengan AS dan mendiversifikasi perdagangannya untuk mengurangi ketergantungannya pada pasar tertentu. Sementara itu, China terus mengkritik kebijakan perdagangan AS dan menyerukan kerja sama internasional untuk melawan unilateralisme dan proteksionisme.

Poin-poin Penting:

  • Australia menolak tawaran China untuk melawan tarif AS.
  • Australia fokus pada kepentingan nasional dan independensi.
  • Australia mengejar negosiasi dengan AS dan diversifikasi perdagangan.
  • China mengkritik kebijakan perdagangan AS dan menyerukan kerja sama internasional.