Luwu Diterjang Banjir: Ratusan Rumah, Fasilitas Publik Lumpuh Akibat Luapan Sungai Noling

Banjir Landa Luwu, Sulawesi Selatan: Ratusan Rumah dan Fasilitas Umum Terendam

Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejak Kamis (10/4/2025) dini hari, menyebabkan Sungai Noling meluap dan memicu banjir yang meluas. Bencana ini berdampak signifikan terhadap lima desa dan kelurahan, dengan ratusan rumah warga serta sejumlah fasilitas publik terendam air.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu, Andi Baso Tenriesa, menjelaskan bahwa banjir mulai melanda sekitar pukul 03.00 WITA, setelah hujan lebat mengguyur wilayah hulu sungai selama sembilan jam tanpa henti. Luapan Sungai Noling mengakibatkan air merendam pemukiman warga, jalan-jalan, fasilitas pendidikan, tempat ibadah, dan bahkan kantor pemerintahan.

"Lima wilayah terdampak banjir meliputi Kelurahan Padang Sappa, Kelurahan Padang Subur, Desa Tirowali, Desa Tomale, dan Desa Buntu Kamiri," ungkap Tenriesa.

Dampak Banjir yang Meluas

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Luwu, banjir menyebabkan kerusakan dan kerugian yang signifikan. Ketinggian air bervariasi antara 20 sentimeter hingga satu meter, merendam:

  • 600 unit rumah warga
  • Akses jalan utama dan jalan lingkungan
  • 2 unit fasilitas ibadah (masjid dan gereja)
  • 1 unit Puskesmas Pembantu
  • 5 unit fasilitas pendidikan (SD, SMP, dan SMA)
  • Sawah seluas 10 hektar
  • Kantor Komando Rayon Militer (Koramil)
  • Lapangan Sepak Bola

Akibatnya, aktivitas masyarakat lumpuh total. Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Setidaknya 2 kepala keluarga (7 jiwa) dievakuasi ke tenda pengungsian yang didirikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan sebagian mengungsi ke rumah kerabat.

Upaya Penanggulangan Bencana

BPBD Luwu, bersama dengan unsur TNI, Polri, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), telah diterjunkan ke lokasi banjir untuk melakukan evakuasi dan memberikan bantuan kepada warga terdampak. Fokus utama adalah mengevakuasi warga yang terjebak banjir, menyediakan transportasi bagi petugas medis dan siswa sekolah, serta mendistribusikan bantuan logistik.

"Kami mengerahkan satu unit kendaraan rescue BPBD dan empat unit truk tongkang untuk membantu mobilisasi warga. Hingga saat ini, sekitar 400 orang telah dievakuasi," kata Tenriesa.

Meskipun air dilaporkan mulai surut pada sore hari, beberapa titik masih terendam dan cuaca di wilayah tersebut masih berpotensi hujan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi tim penanggulangan bencana, karena dikhawatirkan dapat memicu banjir susulan.

Kantor Camat Terendam Banjir

Salah satu fasilitas pemerintah yang turut terdampak banjir adalah Kantor Camat Ponrang, yang terletak di Kelurahan Padang Subur. Air setinggi 30 sentimeter merendam seluruh ruangan kantor, termasuk ruang arsip dan ruang pelayanan publik. Akibatnya, sejumlah berkas dan dokumen penting ikut terendam.

Camat Ponrang, Musta, mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama banjir merendam kantornya. Ia berharap dokumen-dokumen penting tidak mengalami kerusakan yang parah. Pihaknya telah berupaya melakukan penanganan awal untuk menyelamatkan dokumen dan peralatan kantor yang terendam.

"Semoga berkas-berkas penting tidak rusak parah. Kami sudah berupaya membenahi dan menyelamatkan peralatan kantor," ujar Musta.

Pemerintah Kabupaten Luwu terus berupaya melakukan penanganan terhadap dampak banjir ini. Pendataan kerusakan dan kerugian masih terus dilakukan untuk mengetahui kebutuhan mendesak para korban banjir. Bantuan logistik, air bersih, dan layanan kesehatan terus disalurkan kepada warga terdampak. Diharapkan, kondisi dapat segera pulih dan aktivitas masyarakat dapat kembali normal.