Pemangkasan Massal di NOAA: Ancaman bagi Keamanan dan Ekonomi Amerika

Pemangkasan Massal di NOAA: Ancaman bagi Keamanan dan Ekonomi Amerika

Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) Amerika Serikat tengah menghadapi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di bawah pemerintahan Donald Trump. Sumber-sumber internal menyebutkan bahwa sekitar 800 karyawan, sebagian besar ilmuwan dan spesialis di bidang cuaca, kelautan, keanekaragaman hayati, dan iklim, menjadi sasaran PHK massal ini. Alasan yang dikemukakan adalah peningkatan efisiensi, namun langkah ini menuai kecaman luas dan dikhawatirkan berdampak serius terhadap keselamatan dan perekonomian Amerika.

PHK ini terutama menargetkan karyawan dengan masa kerja kurang dari setahun, dengan perkiraan antara 350 hingga 375 karyawan berstatus percobaan yang telah diberhentikan. Namun, dampaknya meluas hingga ke divisi-divisi lain, termasuk divisi yang bertanggung jawab atas prakiraan cuaca ekstrem, data iklim, dan pemantauan perikanan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan menurunnya kualitas layanan dan informasi penting yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Para karyawan yang terkena PHK mengecam keras keputusan ini. Mereka menyatakan bahwa mereka adalah pegawai yang berdedikasi dan bekerja keras untuk melindungi kehidupan dan lingkungan. Salah seorang karyawan menyatakan keprihatinannya atas dampak jangka panjang dari pemangkasan ini, baik bagi NOAA maupun bagi negara secara keseluruhan. "Kata-kata tak mampu menggambarkan dampak yang akan ditimbulkan," ujarnya, menekankan betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kekhawatiran ini diperkuat oleh pernyataan Andrew Rosenberg, mantan wakil direktur Layanan Perikanan Laut Nasional NOAA. Ia menyoroti kurangnya perencanaan terkait kelanjutan penyediaan layanan ilmiah dan data vital yang biasanya dihasilkan oleh NOAA. Hal ini mencakup prakiraan cuaca, peringatan dini bencana alam, konservasi laut, serta pengelolaan sumber daya pesisir. Kehilangan tenaga ahli ini dikhawatirkan akan mengganggu berbagai sektor, dari pelayaran hingga pertanian.

Senator Maria Cantwell dari Partai Demokrat turut menyuarakan keprihatinannya. Ia menekankan bahwa PHK di NOAA bukan hanya kerugian bagi para ilmuwan, tetapi juga pukulan telak bagi ekonomi Amerika. Tenaga kerja khusus NOAA, menurutnya, memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB AS, mendukung lebih dari sepertiga dari total perekonomian negara. Pemutusan hubungan kerja ini berpotensi mengganggu berbagai sektor industri yang bergantung pada data dan layanan yang disediakan oleh NOAA.

Lebih memprihatinkan lagi, PHK ini juga menargetkan para ahli meteorologi berpengalaman. Sekitar selusin dari 40 kepala meteorologi di kantor-kantor di wilayah tengah AS, termasuk Nebraska dan negara-negara bagian yang rawan akan tornado, telah dipecat. Setidaknya empat ahli meteorologi dengan pengalaman lebih dari 30 tahun telah mengumumkan pemberhentian mereka melalui media sosial. Hilangnya keahlian dan pengalaman ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang kemampuan Amerika Serikat dalam menghadapi bencana alam di masa depan.

Dampak PHK massal di NOAA tidak hanya terbatas pada kerugian bagi para ilmuwan dan karyawan. Masyarakat luas, yang bergantung pada informasi dan data vital yang dihasilkan oleh NOAA, juga akan menanggung konsekuensi yang serius. Kemampuan negara untuk memberikan prakiraan cuaca yang akurat, peringatan dini bencana, dan pengelolaan sumber daya alam akan terganggu, mengancam keselamatan dan kesejahteraan jutaan warga Amerika.

Kesimpulannya, keputusan untuk melakukan PHK massal di NOAA merupakan langkah yang kontroversial dan berpotensi menimbulkan konsekuensi yang luas. Kehilangan tenaga ahli dan berpengalaman akan berdampak negatif terhadap keselamatan publik, ekonomi, dan lingkungan Amerika Serikat. Tindakan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang prioritas pemerintahan Trump dan dampaknya terhadap masa depan negara.