Eskalasi Perang Dagang: Trump Naikkan Tarif Impor China hingga 145 Persen, Pasar Teknologi Bergejolak
Gelombang Tarif Baru Picu Guncangan di Pasar Teknologi
Kenaikan tarif impor yang signifikan dari Amerika Serikat terhadap barang-barang asal China telah mengguncang pasar global, terutama sektor teknologi. Langkah ini merupakan eskalasi terbaru dalam perang dagang yang berkepanjangan antara dua ekonomi terbesar dunia, menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran di kalangan investor.
Detail Kenaikan Tarif
Pemerintahan Trump mengumumkan kenaikan tarif impor minimal sebesar 145% untuk semua barang yang diimpor dari China. Angka ini merupakan akumulasi dari tarif yang telah berlaku sebelumnya, termasuk tarif awal sebesar 20% dan tarif tambahan yang dikenakan pada komoditas tertentu seperti baja, aluminium, mobil, dan suku cadang otomotif. Dengan demikian, total tarif impor untuk beberapa barang dapat melebihi 145%, tergantung pada kategori produknya.
Reaksi Pasar dan Dampak pada Saham Teknologi
Pengumuman kenaikan tarif ini memicu reaksi negatif dari pasar saham. Saham perusahaan teknologi besar mengalami penurunan yang signifikan. Beberapa contohnya:
- Apple: Sempat melonjak 15% setelah penundaan tarif sebelumnya, saham Apple anjlok 4% setelah pengumuman tarif baru.
- Tesla dan Meta: Mengalami penurunan sekitar 7%.
- Amazon dan Nvidia: Masing-masing turun setidaknya 5%.
- Microsoft dan Alphabet (Google): Turun masing-masing 2% dan 4%.
Perusahaan semikonduktor, yang sangat bergantung pada produksi di luar AS, juga terkena dampak signifikan. VanEck Semiconductor ETF, misalnya, mengalami penurunan saham sebesar 7%.
Berikut adalah daftar penurunan saham perusahaan semikonduktor:
- Marvel Technology: Turun 11%
- Qorvo: Turun 11%
- Skyworks Solution: Turun 11%
- Advanced Micro Devices: Turun 10%
- Intel: Turun 10%
- Micron Technology: Turun 10%
Kekhawatiran Industri Semikonduktor
Walaupun sektor semikonduktor secara khusus dikecualikan dari tarif impor baru, pabrikan chipset tetap mengambil langkah antisipasi dengan menjual saham mereka. Hal ini didorong oleh kekhawatiran bahwa tarif yang lebih tinggi secara keseluruhan akan mengurangi permintaan pasar, sehingga merugikan perusahaan secara finansial.
Dampak Global dan Kebingungan Importir
China adalah sumber impor terbesar kedua bagi AS dan produsen utama barang-barang elektronik global, termasuk smartphone, mainan, dan komputer. Perang dagang yang berkelanjutan dan perubahan tarif yang cepat telah menciptakan kebingungan dan ketidakpastian bagi importir, terutama mereka yang sangat bergantung pada rantai pasokan dari China.
Kenaikan tarif yang signifikan dapat berdampak besar pada biaya impor. Bagi importir, selisih biaya pengiriman satu kontainer produk dengan kenaikan tarif dari 125% menjadi 145% dapat mencapai ribuan dolar AS.
Situasi ini menyoroti risiko dan tantangan yang dihadapi perusahaan dalam era perang dagang, di mana kebijakan perdagangan yang tidak stabil dapat secara signifikan memengaruhi profitabilitas dan daya saing.