Titiek Puspa: Kisah Perjuangan Melawan Kanker Serviks dan Strok yang Menginspirasi

Artis legendaris Indonesia, Titiek Puspa, menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis, 10 April 2025, di usia 87 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia hiburan Tanah Air. Sebelum berpulang, Titiek Puspa dikenal sebagai sosok yang gigih dalam melawan penyakit, termasuk kanker serviks dan strok.

Kabar duka ini menyelimuti Indonesia, mengakhiri perjalanan panjang seorang seniman yang telah mewarnai dunia hiburan selama beberapa dekade. Titiek Puspa, bukan hanya sekadar nama, melainkan sebuah ikon. Perjuangannya melawan penyakit menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan keteguhan dan semangat hidup yang luar biasa.

Perjuangan Melawan Strok

Beberapa waktu sebelum meninggal dunia, Titiek Puspa sempat dilarikan ke Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, setelah pingsan seusai menghadiri sebuah acara televisi pada akhir Maret. Pemeriksaan medis menunjukkan adanya perdarahan otak yang mengharuskannya menjalani operasi akibat pecahnya pembuluh darah. Manajer Titiek Puspa, Mia, saat itu mengabarkan bahwa operasi berjalan lancar dan pihak keluarga menunggu perkembangan lebih lanjut. Kondisi ini menandai babak baru dalam perjuangan kesehatan sang legenda.

Kemenangan Melawan Kanker Serviks

Jauh sebelum itu, pada tahun 2009, Titiek Puspa didiagnosis menderita kanker serviks saat usianya 72 tahun. Ia kemudian menjalani pengobatan intensif di Singapura selama beberapa bulan. Meskipun sempat berada pada stadium 2 dan 3, Titiek Puspa berhasil melawan kanker tersebut dan dinyatakan sembuh total. Ia mengungkapkan bahwa meditasi menjadi salah satu kunci penting dalam proses penyembuhannya.

"Ketika di Singapura sudah stadium 2 dan 3. Tapi karena saya melaksanakan perintah dokter dan ada sesuatu hal. Saya mendapatkan insting untuk pulang. Kemudian saya melakukan meditasi, terus rasa sakit hilang," ungkap Titiek Puspa pada tahun 2010.

Perdarahan Otak: Penyebab dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

Perdarahan otak adalah kondisi serius yang terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau melemah, menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Kondisi ini dapat memicu kerusakan otak yang serius. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perdarahan otak meliputi trauma kepala, tekanan darah tinggi, aneurisma, dan gangguan pembekuan darah. Penyakit liver, tumor otak, dan kelainan darah juga dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan otak.

Berikut adalah beberapa gejala umum perdarahan otak yang perlu diwaspadai:

  • Kesulitan menulis atau membaca
  • Kehilangan keterampilan motorik halus
  • Tangan gemetar
  • Merasa pusing
  • Kehilangan keseimbangan
  • Indra perasa tidak normal
  • Kehilangan kesadaran (pingsan)
  • Sakit kepala parah yang tiba-tiba
  • Kepekaan terhadap cahaya
  • Kejang tanpa riwayat kejang
  • Kelemahan pada lengan atau kaki
  • Mual atau muntah
  • Kewaspadaan menurun
  • Perubahan penglihatan
  • Kelopak mata terkulai
  • Leher kaku
  • Kesulitan bernapas
  • Detak jantung tidak normal
  • Kesemutan atau mati rasa
  • Kesulitan berbicara atau memahami orang lain
  • Kesulitan menelan

Perjuangan Titiek Puspa melawan kanker serviks dan strok menjadi bukti ketangguhannya sebagai seorang wanita dan seniman. Semangatnya dalam menghadapi penyakit patut diacungi jempol dan dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak menyerah dalam menghadapi cobaan hidup. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi dunia seni Indonesia, namun karya-karyanya akan terus dikenang dan dinikmati oleh generasi mendatang.

Titiek Puspa telah meninggalkan warisan yang tak ternilai harganya. Bukan hanya melalui karya seni yang abadi, tetapi juga melalui kisah hidupnya yang penuh inspirasi dan keteguhan. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.