IHSG Terkoreksi Tajam, Investor Asing Lepas Saham Senilai Puluhan Triliun Rupiah
Pelemahan IHSG di Tengah Gejolak Ekonomi Global
Kinerja pasar modal Indonesia pada bulan Maret 2025 menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam, mencerminkan sentimen negatif terhadap kondisi perekonomian global. Pelemahan ini memicu aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing dalam jumlah yang substansial.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menyampaikan dalam konferensi pers bahwa IHSG terkoreksi sebesar 3,83% secara month-to-date (mtd) ke level 6.510,62. Lebih lanjut, secara year-to-date (ytd), IHSG mengalami penurunan yang lebih dalam, yakni sebesar 8,04%. Kondisi ini mengindikasikan adanya tekanan yang berkelanjutan terhadap pasar saham domestik sepanjang tahun berjalan.
Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 11.126 triliun, menunjukkan kenaikan sebesar 2,27% mtd. Meskipun demikian, secara ytd, kapitalisasi pasar mengalami penurunan sebesar 9,80%, menggarisbawahi dampak negatif dari sentimen pasar yang berlaku.
Aksi Jual Bersih Investor Asing
Salah satu faktor utama yang membebani kinerja IHSG adalah aksi jual bersih yang dilakukan oleh investor asing. Sepanjang bulan Maret, investor non-residen mencatatkan net sell saham senilai Rp 8,02 triliun secara mtd. Secara kumulatif, sejak awal tahun hingga akhir Maret, net sell investor asing mencapai Rp 29,92 triliun. Angka ini mencerminkan kekhawatiran investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia dan potensi risiko investasi di pasar modal domestik.
Volatilitas Pasar Pasca Libur Lebaran
Setelah pembukaan pasar saham pasca libur Lebaran pada tanggal 8 April 2025, IHSG mengalami penurunan drastis sebesar 7,9% secara day-to-day (dtd), dari level 6.510 ke 5.996. Penurunan tajam ini memicu trading halt, atau penghentian sementara perdagangan pasar selama 30 menit pada pukul 09.00 untuk meredam kepanikan dan memberikan kesempatan bagi pasar untuk menyesuaikan diri.
Pada tanggal 9 April, tekanan terhadap IHSG sedikit mereda, dengan penurunan sebesar 0,47% dtd ke level 5.967. Namun, pada tanggal 10 April, pasar menunjukkan pemulihan yang signifikan, dengan IHSG ditutup pada level 6.254, mencatatkan kenaikan sebesar 4,79% dtd. Meskipun demikian, secara ytd, IHSG masih mengalami penurunan sebesar 11,67%.
Kinerja Pasar Obligasi dan Industri Pengelolaan Investasi
Di pasar obligasi, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) melemah 0,17% mtd, namun masih mencatatkan kenaikan sebesar 1,75% ytd ke level 399,54. Investor non-residen mencatatkan net sales obligasi sebesar Rp 0,43 triliun secara mtd dan Rp 1,41 triliun secara ytd.
Di industri pengelolaan investasi, nilai aset under management (AUM) tercatat sebesar Rp 811,97 triliun pada 27 Maret 2025, naik 0,45% mtd, meskipun masih turun 3,71% ytd. Reksadana mencatatkan net subscription sebesar Rp 0,92 triliun secara mtd dan Rp 1,35 triliun secara ytd.
Secara keseluruhan, kinerja pasar modal Indonesia pada bulan Maret 2025 mencerminkan tantangan yang dihadapi di tengah gejolak ekonomi global. Aksi jual bersih investor asing dan volatilitas pasar pasca libur Lebaran menjadi faktor utama yang membebani IHSG. Meskipun demikian, terdapat tanda-tanda pemulihan pada awal April, yang menunjukkan potensi resiliensi pasar modal Indonesia.