Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Semeru Erupsi Empat Kali dalam Sehari
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Status Waspada Diberlakukan
LUMAJANG, Jawa Timur - Gunung Semeru, gunung berapi aktif yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan pada hari Jumat, 11 April 2025. Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur mencatat empat kali erupsi dalam rentang waktu sepuluh jam, mulai dari pukul 00.00 hingga 10.00 WIB.
Detail Erupsi
Dari empat erupsi yang terjadi, dua di antaranya dapat diamati secara visual, sementara dua lainnya terhalang oleh kabut tebal yang menyelimuti puncak gunung. Erupsi pertama yang terlihat jelas terjadi pada pukul 04.50 WIB. Letusan ini menghasilkan kolom abu tebal yang membubung setinggi 500 meter di atas puncak kawah, mengarah ke arah selatan.
Erupsi kedua yang teramati terjadi pada pukul 06.50 WIB. Kali ini, kolom abu yang dihasilkan memiliki intensitas sedang, dengan ketinggian yang sama, yaitu 500 meter, namun arahnya berbeda, yaitu ke barat daya. Sementara itu, erupsi yang tidak terlihat secara visual tercatat pada pukul 02.26 dan 09.45 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 11 April 2025, pukul 06.50 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 500 meter di atas puncak," ungkap Liswanto, petugas PPGA Semeru, dalam keterangan tertulisnya.
Aktivitas Sebelumnya dan Status Gunung
Sehari sebelumnya, pada Kamis, 10 April 2025, PPGA Semeru mencatat aktivitas erupsi yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 50 kali letusan dalam rentang waktu 24 jam. Namun, sama seperti hari ini, banyak erupsi yang tidak dapat teramati secara visual karena tertutup kabut.
Saat ini, status aktivitas Gunung Semeru masih berada di level II atau waspada. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono.
Imbauan Keselamatan
Meski statusnya waspada, BPBD Lumajang mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius delapan kilometer dari puncak. Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Yudhi Cahyono juga mengingatkan bahwa saat ini wilayah sekitar Gunung Semeru sering diguyur hujan lebat, yang dapat meningkatkan risiko banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," tegasnya.
Daftar Rekomendasi
Berikut adalah daftar rekomendasi untuk masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Semeru:
- Tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak.
- Tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
- Meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar.
- Memantau informasi resmi dari BPBD dan PPGA Semeru.
- Mempersiapkan diri untuk evakuasi jika diperlukan.
Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama.