Tragedi Maut di Gresik: Rombongan Pengantar Umrah Tewas dalam Tabrakan Panther vs Bus, Impian Pernikahan Pupus

Kecelakaan Maut Renggut Nyawa Rombongan Pengantar Umrah di Gresik

Kamis pagi, jalan raya Duduk Sampeyan, Gresik, menjadi saksi bisu tragedi maut yang merenggut nyawa tujuh orang. Sebuah mobil Isuzu Panther terlibat tabrakan dahsyat dengan Bus Hino Rajawali Indah, mengakibatkan hilangnya nyawa seluruh penumpang Panther, termasuk seorang balita dan seorang calon pengantin yang hendak berangkat umrah.

Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 05.45 WIB, ketika lalu lintas di jalan penghubung Gresik-Lamongan itu relatif lengang. Tiba-tiba, mobil Panther bernopol DK 1157 FCL, yang melaju dari arah Tuban, diduga keluar jalur dan bertabrakan dengan bus bernopol S 7707 UA yang datang dari arah berlawanan. Benturan keras tak terhindarkan, menghancurkan bodi depan Panther hingga tak berbentuk.

"Saya sedang menarik ongkos dari penumpang, tiba-tiba penumpang teriak dan terjadi tabrakan," ujar Eko Prakoso, kondektur Bus Rajawali Indah, yang turut mengalami luka-luka.

Pemandangan mengerikan langsung menyelimuti lokasi kejadian. Penumpang Panther ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Seorang pria lanjut usia, yang diketahui sebagai ayah dari calon jamaah umrah, ditemukan memangku cucunya yang berusia tiga tahun, keduanya sudah tidak bernyawa.

Identitas Korban dan Rencana Pernikahan yang Kandas

Salah satu korban adalah Muhammad Aqib (27), warga Tuban, yang seharusnya berangkat umrah pada hari itu. Aqib, seorang pekerja konstruksi di Bali, mendapatkan kesempatan umrah sebagai bonus atas prestasinya. Ia bahkan berencana melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya, Tasya, asal Surabaya, sepulangnya dari Tanah Suci.

Namun, takdir berkata lain. Aqib, bersama ayah dan anggota keluarganya yang lain, justru menjadi korban dalam perjalanan menuju Bandara Juanda. Tasya, sang kekasih, tampak sangat terpukul saat menjemput jenazah Aqib di RSUD Ibnu Sina, Gresik.

"Iya, rencananya habis umrah mau lamaran dengan orang Surabaya," tutur Sujono, paman Aqib, dengan nada sedih.

Tasya menceritakan bahwa Aqib sempat mengirim pesan WhatsApp kepadanya sebelum berangkat, mengabarkan bahwa ia sudah dalam perjalanan. Beberapa waktu sebelumnya, Aqib juga sempat menyampaikan pesan yang kini terasa seperti firasat.

"Dia ngomong, semoga aku hidup yang lama," kenang Tasya dengan mata berkaca-kaca.

Ia mengaku mulai merasa cemas ketika mencoba menghubungi Aqib berulang kali, namun tidak ada jawaban. Hingga akhirnya, ia menerima kabar tentang kecelakaan tragis tersebut.

Penyelidikan Polisi dan Pemakaman Korban

Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim, Kombes Pol. Komarudin, langsung turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama Tim Traffic Accident Analysis (TAA). Berdasarkan keterangan saksi dan bukti di lapangan, polisi menduga mobil Panther tiba-tiba keluar jalur dan memasuki jalur berlawanan.

"Ini ada persesuaian dengan titik tabrak atau Q point serta bekas-bekas goresan yang ada di jalan. Di mana terjadinya kecelakaan berada pada jalur kiri atau jalur bus yang dari arah timur maupun barat," jelas Kombes Pol. Komarudin.

Ketujuh korban kecelakaan telah dipulangkan ke Desa Tuwiri, Wetan, Merakurak, Tuban. Setelah disalatkan di atas ambulans, jenazah dimakamkan dalam satu liang lahad, diiringi isak tangis keluarga dan kerabat. Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar.