Tren Paylater Meningkat: Utang Konsumen di Indonesia Sentuh Rp 21,9 Triliun pada Februari 2025
Indonesia: Penggunaan Paylater Meroket, OJK Catat Pertumbuhan Utang Signifikan
Jakarta, [Tanggal Hari Ini] – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini mengungkapkan data yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan layanan buy now pay later (BNPL) atau paylater di kalangan masyarakat Indonesia. Per Februari 2025, total outstanding pinjaman melalui skema paylater mencapai angka Rp 21,98 triliun, menandai pertumbuhan yang substansial dibandingkan periode sebelumnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam keterangan resminya, menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit BNPL, sebagaimana tercermin dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), mencapai 36,60% year-on-year. Angka ini menunjukkan adopsi yang semakin luas oleh masyarakat Indonesia terhadap metode pembayaran ini. Meskipun demikian, jumlah rekening yang tercatat mengalami sedikit penurunan dari 24,44 juta pada Januari menjadi 23,66 juta pada Februari. Penurunan ini mengindikasikan kemungkinan adanya konsolidasi atau penutupan beberapa akun paylater.
Rae juga menyoroti bahwa porsi kredit BNPL dalam sektor perbankan masih relatif kecil, yaitu sekitar 0,25%. Akan tetapi, pertumbuhan tahunan yang tinggi mengindikasikan potensi besar dari layanan ini di masa depan. OJK akan terus memantau perkembangan ini untuk memastikan stabilitas dan keamanan sistem keuangan.
Secara keseluruhan, kredit perbankan pada Februari 2025 menunjukkan pertumbuhan double digit, yaitu sebesar 10,30% year-on-year. Pertumbuhan tertinggi tercatat pada kredit investasi, yaitu sebesar 14,62%, diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 10,31%, dan kredit modal kerja sebesar 7,66%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor investasi menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit secara keseluruhan.
Berdasarkan kepemilikan, Bank BUMN menjadi kontributor utama pertumbuhan kredit, dengan peningkatan sebesar 10,93% year-on-year. Dari sisi debitur, kredit korporasi mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 15,95%, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,51%. Data ini mengindikasikan bahwa korporasi besar masih menjadi penggerak utama pertumbuhan kredit, sementara UMKM membutuhkan dukungan lebih lanjut untuk meningkatkan akses terhadap pembiayaan.
Berikut rincian pertumbuhan kredit berdasarkan jenis penggunaan:
- Kredit Investasi: 14,62%
- Kredit Konsumsi: 10,31%
- Kredit Modal Kerja: 7,66%
Secara keseluruhan, peningkatan penggunaan paylater mencerminkan perubahan perilaku konsumen dan preferensi terhadap metode pembayaran yang fleksibel. OJK akan terus mengawasi perkembangan ini dan berupaya untuk menjaga keseimbangan antara inovasi keuangan dan perlindungan konsumen.
Implikasi dan Tantangan:
- Pertumbuhan Ekonomi: Peningkatan penggunaan paylater dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi.
- Manajemen Risiko: Penting bagi penyedia layanan paylater untuk mengelola risiko kredit dengan baik dan memastikan kemampuan konsumen untuk membayar kembali pinjaman.
- Edukasi Keuangan: OJK perlu meningkatkan edukasi keuangan kepada masyarakat mengenai penggunaan paylater yang bijak dan bertanggung jawab.
Dengan pertumbuhan yang pesat dan potensi yang besar, layanan paylater akan terus menjadi bagian penting dari lanskap keuangan Indonesia. Pengawasan dan regulasi yang tepat akan memastikan bahwa layanan ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan perekonomian.