Eskalasi Konflik: Ulama Dunia Serukan Jihad Global untuk Bela Palestina, Israel Meradang
Konflik berkepanjangan antara Hamas dan Israel di Gaza terus memicu reaksi global. Di tengah jatuhnya puluhan ribu korban jiwa akibat serangan Israel sejak Oktober 2023, gelombang desakan agar negara-negara muslim bertindak tegas terhadap Israel semakin menguat. Serangan udara Israel yang berlanjut, bahkan setelah sempat ada gencatan senjata pada awal tahun 2025, semakin memperburuk situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Palestinian Centre for Public Opinion (PCPO) mengungkapkan kekecewaan mendalam warga Palestina terhadap negara-negara Arab dan Islam. Banyak warga Palestina merasa ditinggalkan, terutama setelah beberapa negara Arab menormalisasi hubungan dengan Israel. Menurut Presiden dan Pendiri PCPO, Nabil Kukali, normalisasi ini dipandang sebagai pengabaian terhadap perjuangan Palestina demi kepentingan ekonomi dan strategis.
Fatwa Jihad Menggema
Seruan yang lebih keras datang dari para ulama dunia. International Union of Muslim Scholars (IUMS), sebuah organisasi muslim internasional terkemuka yang berbasis di Qatar, mengeluarkan fatwa yang menyerukan jihad melawan Israel. Fatwa ini tidak hanya mencakup dukungan moral, tetapi juga intervensi militer, ekonomi, dan politik untuk menghentikan apa yang mereka sebut sebagai genosida di Gaza.
Sekretaris Jenderal IUMS, Ali al-Qaradaghi, menyatakan bahwa kegagalan pemerintah Arab dan Islam untuk melindungi Gaza adalah kejahatan besar dalam hukum Islam. Fatwa yang terdiri dari 15 poin ini mendapat dukungan dari berbagai tokoh dan organisasi Islam, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menegaskan bahwa fatwa IUMS sejalan dengan keputusan Ijtima' Ulama Fatwa MUI yang mewajibkan pembelaan terhadap Palestina. Bahkan, MUI merekomendasikan pengiriman pasukan untuk melindungi warga Gaza dari agresi Israel.
Seruan serupa juga datang dari Mufti Agung Pakistan, Taqi Usmani, yang menyerukan boikot total terhadap Israel dan para pendukungnya. Ia menekankan bahwa jihad melawan Israel adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam. Pemimpin Jamiat Ulema-e-Islam (JUI-F), Maulana Fazlur Rehman, juga mendesak dunia muslim untuk bersatu dalam solidaritas dengan Palestina.
Kemarahan Israel dan Respons Qatar
Seruan jihad global ini memicu kemarahan Israel. Media Israel melaporkan bahwa pemerintah Israel telah meminta Qatar untuk mengecam fatwa IUMS, namun permintaan tersebut diabaikan. Pejabat Israel menggambarkan respons Qatar sebagai "mengecewakan" dan menyebut seruan jihad tersebut sebagai "panggilan pembunuhan".
Korban Terus Berjatuhan
Di tengah meningkatnya ketegangan, situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Laporan dari sumber medis menyebutkan bahwa puluhan warga Palestina tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir. Total korban tewas sejak Oktober 2023 telah mencapai lebih dari 50.000 jiwa, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Layanan darurat mengalami kesulitan untuk menjangkau para korban karena serangan Israel yang terus berlanjut, bahkan menargetkan ambulans dan tim penyelamat. Situasi ini semakin memperburuk penderitaan warga Gaza dan meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan agresinya.
Daftar Poin Penting:
- Konflik Gaza terus berlanjut dengan korban sipil yang terus bertambah.
- Survei menunjukkan kekecewaan warga Palestina terhadap negara-negara Arab.
- Ulama dunia menyerukan jihad melawan Israel.
- MUI mendukung seruan jihad dan merekomendasikan pengiriman pasukan.
- Mufti Agung Pakistan menyerukan boikot total terhadap Israel.
- Israel marah atas seruan jihad dan menuntut Qatar untuk mengecam fatwa IUMS.
- Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk.