Dugaan Pelecehan Siswi SD di Depok: Sekolah Sempat Gelar Mediasi, Kasus Berlanjut
Dugaan Pelecehan Mencuat di Sebuah SD Swasta di Depok
Kasus dugaan pelecehan yang melibatkan seorang guru sekolah dasar (SD) swasta di Depok terhadap sejumlah siswinya mencuat ke permukaan. Informasi ini terungkap setelah adanya mediasi yang sempat difasilitasi oleh pihak sekolah, menyusul laporan dari para orang tua murid.
Menurut MWR, mantan guru di sekolah tersebut, insiden pertama kali terjadi pada akhir Agustus 2024, melibatkan sejumlah siswi kelas 6. Kekhawatiran orang tua memuncak setelah mengetahui bahwa anak-anak mereka diduga mengalami tindakan tidak pantas berupa sentuhan dan rabaan di area sensitif tubuh oleh oknum guru tersebut.
Mediasi dan Sanksi Internal yang Dianggap Tidak Memadai
Mediasi yang digelar pada 23 Agustus 2024 dihadiri oleh perwakilan dari 11 orang tua murid dari total 14 korban yang diduga. Dalam pertemuan tersebut, terduga pelaku membantah adanya indikasi pelecehan dan mengklaim bahwa tindakannya hanya merupakan gestur kasih sayang terhadap murid-muridnya.
Hasil mediasi menghasilkan sanksi internal dari pihak sekolah berupa pencabutan hak mengajar kelas 6 bagi terduga pelaku. Namun, ia masih diperbolehkan mengajar di tingkatan kelas lain. MWR mengungkapkan bahwa tidak ada surat peringatan resmi yang dikeluarkan, hanya janji lisan bahwa guru tersebut akan diberhentikan jika kejadian serupa terulang.
Laporan Terbaru dan Desakan untuk Penyelidikan Hukum
Enam bulan berselang, pada Februari 2025, MWR kembali menerima laporan serupa. Kali ini, seorang siswi kelas 2 mengaku disentuh di bagian dada saat meminta bantuan memasangkan dasi pramuka. Lebih lanjut, laporan terbaru datang dari seorang murid kelas 5 yang merasa tidak nyaman setelah panggulnya dipegang oleh oknum guru tersebut.
MWR kini aktif mendorong para orang tua murid untuk melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian agar dapat diproses secara hukum. Ia bahkan bersedia menjadi saksi jika orang tua merasa tidak berani untuk melaporkan secara langsung.
Guru Terduga Masih Aktif Mengajar
Ironisnya, hingga saat ini, guru yang diduga melakukan pelecehan tersebut masih aktif mengajar di sekolah tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan keresahan di kalangan orang tua murid, serta mendorong desakan untuk dilakukan penyelidikan yang lebih mendalam dan transparan.
Kasus ini menjadi sorotan dan menyoroti pentingnya perlindungan anak di lingkungan sekolah, serta perlunya mekanisme pelaporan dan penanganan kasus pelecehan yang efektif dan berpihak pada korban. Pihak berwenang diharapkan dapat segera turun tangan untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi para korban.