Kudus, Panggung Kenangan Titiek Puspa: Dari Batik Denny Wirawan Hingga Semangat Duta Cinta
Kudus, Panggung Kenangan Titiek Puspa: Dari Batik Denny Wirawan Hingga Semangat Duta Cinta
Langit Kudus pada awal September 2023 menjadi saksi bisu sebuah pergelaran istimewa, 'Sandyakala Smara'. Setelah keindahan batik Kudus karya Denny Wirawan memukau para hadirin, panggung malam itu menyambut kehadiran legenda musik Indonesia, Titiek Puspa. Kehadirannya menjadi momen langka dan berharga, mengingat kondisi kesehatan Eyang Titiek, sapaan akrabnya, yang membatasi penampilannya di depan publik.
Meski usia telah senja, semangat dan energi Titiek Puspa tak pernah pudar. Dalam balutan kebaya merah rancangan Denny Wirawan, ia membawakan lagu-lagu hits yang telah menghiasi industri musik Tanah Air selama beberapa dekade. Suasana ceria dan interaktif terpancar saat ia menyanyikan "Marilah Kemari" diiringi orkes keroncong. Para tamu, termasuk desainer Chossy Latu, larut dalam kegembiraan, berdendang dan bergoyang mengikuti irama.
Renitasari Adrian, Direktur Program Bakti Budaya Djarum Foundation (BBDF), mengungkapkan betapa bahagianya Titiek Puspa saat diundang ke Kudus. Sandyakala Smara adalah perayaan delapan tahun kolaborasi antara Denny Wirawan dan BBDF dalam melestarikan warisan budaya batik Kudus. Pementasan di Kudus terasa istimewa karena merupakan 'rumah' bagi tradisi membatik ini. Bagi Titiek Puspa, Kudus memiliki makna tersendiri karena dekat dengan Semarang, tempat ia dibesarkan dan mengembangkan kecintaannya pada seni, khususnya musik.
Kepergian Titiek Puspa pada 10 April 2025, setelah dirawat di rumah sakit akibat stroke, meninggalkan duka mendalam bagi dunia hiburan Indonesia. Kenangan tentangnya kembali menyeruak, termasuk momen pertemuannya dengan Renita pada tahun 2015. Saat itu, Titiek Puspa sedang menginisiasi kelompok vokal anak-anak bernama Duta Cinta dan mencari dukungan sponsor untuk pengadaan mikrofon.
Renita sangat terinspirasi oleh komitmen Titiek Puspa dalam menanamkan rasa nasionalisme pada anak-anak melalui seni musik. Dedikasinya begitu besar hingga ia rela menjual perhiasan pribadinya demi mewujudkan mimpinya membentuk generasi muda yang bangga dengan budaya Indonesia. Dukungan Titiek Puspa terhadap berbagai kegiatan budaya, termasuk fashion show batik Kudus, tak pernah surut, bahkan di usia senjanya. Ia selalu hadir memberikan semangat dan dukungan.
Titiek Puspa sempat dilarikan ke rumah sakit setelah pingsan saat syuting di sebuah stasiun TV swasta. Semangat berkaryanya tak pernah padam hingga akhir hayatnya. Kini, sosok ceria dan multitalenta yang telah menghibur Indonesia selama hampir tujuh dekade itu telah berpulang, meninggalkan warisan berharga bagi dunia seni dan budaya Indonesia. Ia meninggalkan dua anak, tujuh cucu, dan delapan cicit.
Kilas Balik Perjalanan Karier Titiek Puspa
- Awal Karier: Titiek Puspa memulai kariernya di dunia hiburan pada era 1950-an sebagai penyanyi.
- Multitalenta: Selain bernyanyi, ia juga dikenal sebagai pencipta lagu dan aktris.
- Lagu-Lagu Hits: Beberapa lagu hitsnya yang melegenda antara lain "Kupu-Kupu Malam" dan "Marilah Kemari".
- Dedikasi pada Budaya: Ia memiliki komitmen tinggi terhadap pelestarian budaya Indonesia, khususnya melalui seni musik.
- Duta Cinta: Inisiator kelompok vokal anak-anak Duta Cinta untuk menanamkan rasa nasionalisme pada generasi muda.
- Penghargaan: Selama berkarier, Titiek Puspa telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya di dunia hiburan.
- Inspirasi: Kisah hidup dan dedikasinya menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya generasi muda.
Warisan Budaya Titiek Puspa
Warisan budaya yang ditinggalkan Titiek Puspa tidak hanya berupa karya-karya seni yang abadi, tetapi juga semangat untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia. Dedikasinya dalam menanamkan rasa nasionalisme pada anak-anak melalui seni musik menjadi contoh nyata bagaimana seni dapat menjadi alat untuk memperkuat identitas bangsa. Semangat dan kecintaannya pada Indonesia akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang.