Tragedi RSUD Maumere: Kekurangan Dokter Anestesi Picu Maut, DPRD Sikka Geram
Tragedi RSUD Maumere: Kekurangan Dokter Anestesi Picu Maut, DPRD Sikka Geram
Kasus memilukan kembali terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tc Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Maria Yunita, seorang ibu hamil berusia 36 tahun, menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (9/4/2025) malam, diduga kuat akibat ketiadaan dokter anestesi di rumah sakit tersebut. Kejadian ini memicu kemarahan dan desakan dari anggota DPRD Sikka, Petrus Woda, yang menilai pemerintah daerah lalai dalam menjamin keselamatan warganya.
"Korban adalah masyarakat yang tidak bisa menunggu kedatangan dokter ahli saat sakit. Saya mendesak Bupati segera mendatangkan dokter anestesi," tegas Petrus Woda, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pada Jumat (11/4/2025).
Desakan ini bukan kali pertama disuarakan oleh DPRD Sikka. Petrus mengungkapkan bahwa masalah kekurangan dokter anestesi di RSUD Tc Hillers Maumere sudah lama menjadi perhatian. Bahkan, beberapa pasien lain dilaporkan meninggal dunia akibat masalah serupa. Kekosongan dokter anestesi di rumah sakit tersebut terjadi sejak Februari 2025, setelah dua dokter sebelumnya mengundurkan diri karena diduga persoalan gaji yang tidak kompetitif.
"Gaji dokter ahli di RSUD kita hanya berkisar Rp 15 juta - Rp 17 juta per bulan, sementara di rumah sakit lain bisa mencapai Rp 27 juta - Rp 30 juta," jelas Petrus, menyoroti ketimpangan yang menjadi penyebab utama masalah ini.
Kronologi Kejadian
Maria Yunita dilarikan ke RSUD Tc Hillers Maumere pada Rabu (9/4/2025) pukul 16.00 WITA, setelah dirujuk dari Puskesmas Beru. YG, perwakilan keluarga pasien, menuturkan bahwa Maria awalnya dalam kondisi baik saat dibawa ke Puskesmas, namun mulai mengalami sesak nafas setelah tiba di rumah sakit. Ironisnya, ketiadaan dokter anestesi menjadi kendala utama dalam penanganan medis.
Rumah sakit sempat berencana merujuk Maria ke rumah sakit lain, namun rencana tersebut urung dilakukan karena fasilitas yang tidak memadai. Ketidakjelasan informasi dari pihak rumah sakit membuat keluarga kebingungan, terlebih ketika kondisi Maria terus memburuk hingga akhirnya meninggal dunia di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
YG juga mempertanyakan mengapa RSUD milik pemerintah tidak memiliki dokter anestesi yang memadai, padahal kebutuhan akan layanan tersebut sangat tinggi.
Janji Dinas Kesehatan
Menanggapi permasalahan ini, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, berjanji akan segera berkoordinasi dengan rumah sakit lain untuk meminjamkan dokter anestesi.
"Kami akan berkoordinasi agar dokter anestesi dari rumah sakit lain dapat membantu melayani pasien di RSUD Tc Hillers Maumere," ujarnya.
Daftar Poin Penting:
- Kematian Maria Yunita akibat kekurangan dokter anestesi di RSUD Tc Hillers Maumere.
- Desakan DPRD Sikka kepada Bupati untuk segera mengatasi masalah ini.
- Kekurangan dokter anestesi sudah terjadi sejak Februari 2025.
- Diduga masalah gaji menjadi penyebab utama pengunduran diri dokter anestesi sebelumnya.
- Dinas Kesehatan Sikka berjanji akan berkoordinasi dengan rumah sakit lain untuk meminjamkan dokter anestesi.
Analisis dan Dampak:
Kasus ini menyoroti masalah serius dalam sistem pelayanan kesehatan di Kabupaten Sikka, khususnya ketersediaan tenaga medis spesialis di rumah sakit daerah. Kurangnya dokter anestesi tidak hanya membahayakan keselamatan ibu hamil, tetapi juga pasien lain yang membutuhkan tindakan medis yang melibatkan anestesi. Pemerintah daerah perlu segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini, termasuk meningkatkan insentif bagi dokter spesialis, memperbaiki manajemen rumah sakit, dan memastikan ketersediaan fasilitas medis yang memadai.
Kematian Maria Yunita adalah tragedi yang seharusnya tidak terjadi. Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih serius dalam memperhatikan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di daerah.