Cuaca Ekstrem Hambat Penerbangan: Bandara Jambi Alami Penundaan Akibat Panas Terik

Cuaca Ekstrem Hambat Penerbangan: Bandara Jambi Alami Penundaan Akibat Panas Terik

Jambi, Indonesia - Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha Saifuddin, Jambi, mengalami gangguan signifikan pada hari Kamis, 10 April 2025, akibat cuaca panas ekstrem yang memicu masalah teknis pada sejumlah pesawat. Insiden ini menyebabkan penundaan dan pengalihan penerbangan, mempengaruhi ratusan penumpang.

Menurut laporan dari pihak bandara, sebuah pesawat Lion Air dengan tujuan Jakarta mengalami kendala saat hendak lepas landas. Roda pesawat dilaporkan mengalami "lengket" pada permukaan landasan pacu akibat suhu ekstrem yang memanaskan landasan. Kondisi ini menyebabkan performa roda pesawat menurun dan menghambat proses take-off.

General Manager Bandara Sultan Thaha Saifuddin, Ardon Marbun, menjelaskan secara detail kronologi kejadian tersebut. Beliau menyebutkan bahwa fenomena "air crack block runaway" menjadi penyebab utama insiden ini. Suhu panas yang tinggi menyebabkan landasan memuai dan mempengaruhi daya cengkeram roda pesawat. Pesawat Lion Air yang membawa 214 penumpang mengalami penurunan tenaga saat hendak lepas landas, mengakibatkan pesawat tidak dapat mengangkat badan dan terblokir di landasan pacu.

Proses evakuasi penumpang dari pesawat yang tertahan memakan waktu hampir satu jam. Tim dari bandara bekerja keras untuk menarik pesawat dari landasan pacu dan memastikan keselamatan seluruh penumpang. Akibat insiden ini, operasional bandara sempat terganggu, dan beberapa penerbangan menuju Jambi mengalami penundaan. Bahkan, tujuh pesawat terpaksa dialihkan ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang.

Berikut adalah dampak yang diakibatkan oleh gangguan tersebut:

  • Penundaan Penerbangan: Sejumlah penerbangan menuju dan dari Jambi mengalami penundaan yang signifikan, menyebabkan ketidaknyamanan bagi ratusan penumpang.
  • Pengalihan Penerbangan: Tujuh pesawat yang seharusnya mendarat di Jambi dialihkan ke Palembang, menambah beban operasional di bandara tersebut dan menimbulkan masalah logistik bagi penumpang.
  • Keterlambatan Jadwal: Insiden ini menyebabkan keterlambatan jadwal penerbangan secara keseluruhan, mempengaruhi konektivitas dan rencana perjalanan banyak orang.

Setelah proses evakuasi dan perbaikan landasan pacu selesai dilakukan, operasional Bandara Sultan Thaha Saifuddin dilaporkan telah kembali normal. Ardon Marbun memastikan bahwa penerbangan telah berjalan lancar dan seluruh penumpang dapat melanjutkan perjalanan mereka.

Insiden ini menjadi pengingat akan dampak cuaca ekstrem terhadap infrastruktur penerbangan. Pihak berwenang perlu mengambil langkah-langkah antisipasi dan mitigasi untuk meminimalkan risiko gangguan serupa di masa mendatang. Investasi dalam teknologi dan prosedur yang lebih baik untuk mengatasi kondisi cuaca ekstrem menjadi sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kelancaran penerbangan.

Pentingnya Antisipasi Cuaca Ekstrem

Insiden di Bandara Jambi menyoroti perlunya antisipasi terhadap cuaca ekstrem dalam operasional penerbangan. Investasi dalam teknologi dan prosedur yang lebih baik untuk mengatasi kondisi cuaca panas menjadi sangat penting. Ini termasuk penggunaan material landasan pacu yang lebih tahan panas, sistem pendingin landasan, dan pelatihan khusus bagi pilot dan staf bandara untuk menghadapi situasi darurat akibat cuaca ekstrem. Selain itu, koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait, seperti maskapai penerbangan, pengelola bandara, dan badan meteorologi, sangat penting untuk memastikan respons yang cepat dan efektif terhadap gangguan yang disebabkan oleh cuaca.