Arsitektur Lokal Berpadu Nilai Spiritual: Masjid Salman Rasidi, Simbol Keharmonisan Budaya dan Lingkungan

Arsitektur Lokal Berpadu Nilai Spiritual: Masjid Salman Rasidi, Simbol Keharmonisan Budaya dan Lingkungan

Masjid Salman Rasidi, berlokasi di Desa Sekarwangi, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tampil sebagai representasi unik arsitektur keagamaan di Indonesia. Berbeda dengan mayoritas masjid yang mengadopsi gaya Timur Tengah, Masjid Salman Rasidi memilih desain yang kental dengan budaya lokal, merefleksikan identitas dan kearifan masyarakat setempat. Diresmikan pada tahun 2019, bangunan ini mengambil bentuk leuit, lumbung padi tradisional Sunda, sebuah simbol yang sarat makna bagi masyarakat agraris di sekitarnya. Dominasi warna abu-abu menambah kesan sederhana namun elegan, berbeda dengan warna-warna cerah yang lazim ditemukan pada bangunan masjid lainnya.

Desain yang mengedepankan nilai-nilai ramah lingkungan menjadi poin penting dalam perencanaan Masjid Salman Rasidi. Dengan luas bangunan 15 meter x 15 meter di atas lahan seluas 1.800 meter persegi, struktur bangunan yang didominasi kaca besar memastikan sirkulasi udara yang optimal dan pencahayaan alami yang melimpah. Ketiga lantai masjid ini dirancang dengan memperhatikan kenyamanan jemaah. Lantai dua dan tiga masing-masing difungsikan sebagai tempat ibadah untuk jamaah laki-laki dan perempuan, sementara lantai satu menyediakan ruang kegiatan dan tempat berwudu. Andri Mulyadi, Ketua Harian DKM Masjid Salman Rasidi, menjelaskan, "Desainnya sangat memperhatikan lingkungan. Kaca-kaca besar mendukung ventilasi dan pencahayaan, menciptakan suasana nyaman dan khusyuk untuk beribadah. Tagline kami adalah aman, nyaman, dan mengesankan."

Lebih dari sekadar tempat ibadah, Masjid Salman Rasidi mencerminkan budaya agraris masyarakat sekitar. Bentuk leuit sebagai inspirasi arsitektur masjid ini melambangkan penghormatan terhadap tradisi bercocok tanam yang masih melekat kuat dalam kehidupan warga setempat. Andri menambahkan, "Ini disesuaikan dengan warga sekitar yang agraris, dengan filosofi tinggi karena sebagian besar bercocok tanam padi. Bentuk leuit menjadi simbol yang tepat."

Fasilitas yang disediakan pun dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal kepada jemaah. Sistem pendingin ruangan yang ditempatkan di bawah lantai dua menciptakan suasana sejuk dan nyaman, berbeda dengan sistem AC konvensional. Tersedia pula fasilitas air minum gratis dan area parkir yang luas. Keunggulan ini, dikombinasikan dengan lokasi strategis di jalur wisata menuju Ciwidey, menjadikan Masjid Salman Rasidi sebagai tempat istirahat yang nyaman bagi para wisatawan. "Banyak wisatawan transit di masjid ini, informasi tersebut menyebar dari mulut ke mulut," ungkap Andri.

Selama bulan Ramadhan, masjid ini juga aktif menyelenggarakan berbagai program kajian keagamaan, khususnya yang menyasar kalangan muda di Soreang. Komitmen Masjid Salman Rasidi untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar diwujudkan melalui berbagai kegiatan positif tersebut. Andri menegaskan, "Masjid ini ingin memberikan nilai-nilai positif, salah satunya memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat dan menjadi berkah bagi semua."

Dengan perpaduan unik antara arsitektur tradisional dan modern, Masjid Salman Rasidi telah sukses menjadi lebih dari sekadar tempat ibadah. Bangunan ini menjadi simbol harmoni antara budaya lokal, nilai-nilai spiritual, dan kelestarian lingkungan, menginspirasi arsitektur keagamaan yang lebih bermakna dan responsif terhadap lingkungan sekitarnya.