Banjir Lahar Semeru Ancam Ratusan Warga Lumajang: Tanggul Sungai Regoyo Jebol

Tanggul Sungai Regoyo Jebol, Ratusan Warga Lumajang Terancam Banjir Lahar Semeru

LUMAJANG, Jawa Timur - Ratusan warga Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, hidup dalam kecemasan setelah tanggul penahan banjir Sungai Regoyo jebol akibat terjangan banjir lahar hujan dari Gunung Semeru. Peristiwa ini terjadi pada hari Jumat, (11/04/2025), menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan puncak gunung selama dua hari berturut-turut, Rabu (09/04/2025) dan Kamis (10/04/2025).

Menurut Sekretaris Desa Sumberwuluh, Samsul Arifin, kerusakan tanggul mencapai sekitar 300 meter dari total panjang 2 kilometer. Jebolnya tanggul ini meningkatkan risiko banjir lahar meluap ke pemukiman warga, terutama di Blok Kampung Renteng, Dusun Kebondeli Selatan. Dusun ini dihuni oleh 82 kepala keluarga atau sekitar 256 jiwa.

"Kondisi tanggul sangat memprihatinkan. Jika tidak segera ditangani, kerusakan ini bisa meluas dan membahayakan keselamatan warga," ujar Samsul.

Samsul menjelaskan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian ini kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang dan mendesak agar segera dilakukan perbaikan tanggul dan normalisasi Sungai Regoyo. Normalisasi sungai dianggap krusial untuk mengalihkan aliran air agar tidak menghantam tanggul di sisi utara yang berbatasan langsung dengan pemukiman warga.

"Kami berharap pemerintah daerah segera bertindak cepat untuk memperbaiki tanggul dan menormalisasi sungai. Keamanan dan keselamatan warga adalah prioritas utama," tegas Samsul.

Dampak dan Upaya Mitigasi

Jebolnya tanggul Sungai Regoyo bukan hanya mengancam pemukiman warga, tetapi juga berpotensi merusak lahan pertanian dan infrastruktur di sekitar sungai. Banjir lahar hujan yang meluap dapat membawa material vulkanik seperti pasir, batu, dan lumpur, yang dapat menimbun lahan pertanian dan merusak jalan serta jembatan.

Untuk mengurangi risiko dan dampak buruk akibat banjir lahar hujan, beberapa upaya mitigasi perlu dilakukan, antara lain:

  • Perbaikan Tanggul Darurat: Pemerintah daerah perlu segera melakukan perbaikan tanggul darurat untuk mencegah luapan banjir lahar ke pemukiman warga. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan menggunakan material seperti karung pasir, batu bronjong, atau bahan-bahan lain yang tersedia.
  • Normalisasi Sungai Regoyo: Normalisasi sungai perlu dilakukan untuk memperlancar aliran air dan mengurangi risiko banjir. Normalisasi dapat dilakukan dengan cara mengeruk sedimentasi, membersihkan sampah, dan melebarkan sungai.
  • Relokasi Warga: Jika kondisi tanggul tidak memungkinkan untuk diperbaiki secara permanen, pemerintah daerah perlu mempertimbangkan untuk merelokasi warga yang tinggal di daerah rawan banjir ke tempat yang lebih aman.
  • Sosialisasi dan Edukasi: Pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya banjir lahar hujan dan cara-cara menghadapinya. Masyarakat perlu dilatih untuk melakukan evakuasi mandiri jika terjadi banjir.
  • Sistem Peringatan Dini: Pemasangan sistem peringatan dini banjir lahar hujan sangat penting untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru dan potensi banjir lahar hujan.

Dengan upaya mitigasi yang tepat dan kerjasama dari semua pihak, diharapkan risiko dan dampak buruk akibat banjir lahar hujan di Lumajang dapat diminimalkan.