Anting Emas Terjepit, Tim Damkar Kendari Sigap Selamatkan Balita dari Pendarahan

Aksi Cepat Tanggap Damkar Kendari: Selamatkan Balita dari Jeratan Anting Emas

Kota Kendari, Sulawesi Tenggara – Sebuah insiden kecil namun berpotensi berbahaya menimpa seorang balita berusia empat tahun bernama Humaira. Anting emas yang dikenakannya terjepit di telinga, menyebabkan pendarahan selama dua hari terakhir. Menghadapi situasi yang mengkhawatirkan ini, sang ayah, Asrul, segera mencari pertolongan dan mendatangi kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Kendari pada Kamis malam (10/4/2025), sekitar pukul 20.38 WITA.

"Saya mendapat informasi dari seorang bidan di rumah sakit bahwa Damkar mungkin bisa membantu," ungkap Asrul pada Jumat (11/4/2025), dengan nada penuh harapan.

Mendengar permohonan tersebut, petugas dari Peleton 1 Damkar Kendari dengan sigap merespons. Mereka segera melakukan tindakan penyelamatan untuk melepaskan anting yang menjerat telinga Humaira. Dengan peralatan yang tepat dan kehati-hatian yang tinggi, proses pelepasan anting berlangsung selama kurang lebih 21 menit. Pada pukul 20.59 WITA, anting emas tersebut berhasil dilepaskan dari telinga Humaira, mengakhiri penderitaan balita tersebut dan melegakan hati ayahnya.

Lebih dari Sekadar Pemadam Api: Peran Damkar Kendari Semakin Luas

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Kendari, Junaidi Umar, menjelaskan bahwa peran Damkar saat ini telah berkembang jauh melampaui tugas memadamkan api. Mereka kini terlibat dalam berbagai situasi darurat yang membutuhkan pertolongan. Damkar Kendari menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat mengatasi berbagai masalah, dari yang sederhana hingga yang kompleks.

"Saat ini, terus terang, beban pekerjaan kami semakin bertambah, namun tidak diimbangi dengan sumber daya yang memadai. Tetapi, bukan berarti kami tidak mampu menolong," ujar Junaidi kepada awak media, Jumat (11/4/2025), dengan semangat yang tak pernah surut.

Beberapa contoh penanganan non-kebakaran yang dilakukan oleh Damkar Kendari antara lain:

  • Menyelamatkan mahasiswi yang terjebak di kamar kos.
  • Membantu warga mengusir sarang tawon yang meresahkan.
  • Menangani laporan gangguan suara hewan yang mengganggu ketenangan warga.

"Pokoknya, banyak sekali yang kami tangani. Apa saja yang membuat masyarakat tidak nyaman, mereka menelepon kami. Bahkan, suara anjing menggonggong di samping rumah atau suara tokek saja, mereka tetap menghubungi kami. Tapi, kami menikmati saja semuanya," tambah Junaidi, dengan senyum tulus.

Junaidi juga mengungkapkan pengalaman unik lainnya, yaitu ketika pihaknya menerima laporan tentang dugaan percobaan bunuh diri.

"Awalnya, kami langsung bersiap untuk menuju lokasi. Saya sempat bergurau, 'Kecuali orangnya sudah meninggal, baru kami tidak berangkat'. Alhamdulillah, ternyata tidak jadi bunuh diri," pungkasnya, dengan nada lega.

Kasus Humaira dan berbagai laporan lainnya menunjukkan bahwa Damkar Kendari telah menjelma menjadi lembaga yang sangat dibutuhkan masyarakat. Mereka tidak hanya berjibaku dengan api, tetapi juga menjadi penolong dalam berbagai situasi darurat, memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga Kota Kendari.