Jawa dalam Cengkeraman Sesar Aktif: Ancaman Gempa Bumi Mengintai
Ancaman Gempa Mengintai Jawa: Lebih dari Sekadar Sesar Citarik
Gempa bumi berkekuatan M 4,1 yang mengguncang Bogor pada Kamis malam, 10 April lalu, kembali menyoroti aktivitas Sesar Citarik. Namun, tahukah Anda bahwa ancaman gempa di Pulau Jawa tidak hanya terbatas pada sesar tersebut? Pulau dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia ini, ternyata menyimpan sejumlah sesar aktif lain yang perlu diwaspadai.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah gencar melakukan pemetaan sesar di sepanjang Pulau Jawa, dari Ujung Kulon hingga Banyuwangi. Upaya ini bertujuan untuk memahami dan memetakan potensi risiko bencana gempa di wilayah yang padat penduduk ini. Ekspedisi yang dilakukan BRIN tidak hanya berfokus pada pemetaan sesar, tetapi juga mencakup pemetaan palung, gunung, dan bukit di bawah laut.
"Beberapa wilayah sepanjang Pulau Jawa telah dilakukan penelitian," ujar Sonny Aribowo, Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, dalam webinar 'Pemetaan Sesar Pulau Jawa serta Mitigasi Risiko Bencana Geologi'.
Daftar Sesar Aktif di Jawa yang Telah Dipetakan
Setidaknya ada delapan sesar di Jawa yang telah diteliti dan dipublikasikan:
- Sesar Cimandiri
- Sesar Lembang
- Java Back-arc Thrust/Baribis-Kendeng
- Sesar Opak
- Sesar Mataram
- Sesar Garsela
- Sesar di Karangsambung
- Sesar Pasuruan
Selain itu, penelitian juga dilakukan terhadap jalur Sesar Rembang-Madura-Kangean Sakala, Somorkoning yang terbukti aktif dari pergeseran morfologi dan trenching paleoseismologi. Sesar-sesar yang sempat menyebabkan gempa merusak, seperti di Cianjur dan Sumedang, juga menjadi fokus penelitian BRIN. Sesar Java Back-arc Thrust, yang berpotensi merusak wilayah perkotaan seperti Semarang dan Surabaya, terus diteliti secara intensif.
Menurut Sonny, gempa ternyata sering muncul di daerah yang sebelumnya kurang diperhatikan, seperti Cianjur, Sumedang, dan bahkan Laut Jawa dekat Pulau Bawean. BRIN melakukan ekspedisi terestrial di Pulau Jawa untuk mengonfirmasi jalur sesar yang belum banyak didalami. Peta sesar aktif yang detail di Pulau Jawa diharapkan dapat segera terwujud.
Kerja sama dengan Kementerian PUPR melalui Pusat Studi Gempa Nasional dan BMKG akan meningkatkan peluang identifikasi dan konfirmasi jalur sesar aktif di Jawa. Diharapkan, pengetahuan tentang recurrence interval atau sejarah kegempaan pada masing-masing sesar aktif dapat diperoleh.
Lebih dari Sekadar Sesar Lembang
Sesar Lembang memang sering menjadi perhatian utama, tetapi hasil penelitian BRIN menunjukkan bahwa ada banyak sesar aktif besar lain di Jawa Barat, seperti:
- Sesar Baribis Segmen Tampomas
- Sesar Baribis Segmen Ciremai
- Sesar Lembang
- Sesar Cileunyi Tanjungsari
- Sesar Garsela
Kota-kota penting seperti Cirebon, Bandung, Jakarta, Karawang, dan Indramayu juga berpotensi terdampak oleh sesar-sesar ini, yang menyimpan energi berupa swarm earthquake maupun foreshocks. Gempa di Sumedang pada Januari 2024 menjadi bukti nyata keberadaan sesar-sesar aktif ini. Potensi kekuatan gempa di wilayah Sumedang diperkirakan mencapai M 6,6 hingga M 7.
Sonny menekankan pentingnya mengumpulkan lebih banyak pengetahuan dan membangun strategi mitigasi yang efektif untuk mengurangi dampak bencana gempa di masa depan.
Mitigasi Bencana: Kunci Mengurangi Risiko
Mengingat kerentanan Pulau Jawa terhadap gempa, Sonny berharap masyarakat dapat mengantisipasi dampak yang mungkin timbul. Ia menekankan pentingnya rekayasa bangunan agar tahan gempa, serta menghindari pembangunan di sekitar jalur gempa.
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan upaya mitigasi lebih lanjut dapat dilakukan untuk melindungi masyarakat dan lingkungan dari potensi bencana gempa di Pulau Jawa, serta memberikan kontribusi positif dalam upaya global untuk mengurangi risiko bencana alam.