Wasiat Terakhir Titiek Puspa: Keluarga Kenakan Busana Putih di Upacara Persemayaman

Kepergian Titiek Puspa, ikon musik Indonesia yang melegenda, menyisakan duka mendalam sekaligus pesan terakhir yang begitu berkesan bagi keluarga dan kerabat terdekat. Putri semata wayangnya, Petty Tunjungsari, mengungkapkan bahwa lima tahun sebelum menghembuskan nafas terakhir, Eyang Titiek, sapaan akrabnya, telah menyampaikan sebuah permintaan khusus terkait busana yang dikenakan saat upacara persemayamannya kelak.

"Eyang sejak lima tahun lalu sudah berpesan, ini seperti wasiat khusus. 'Nanti kalau aku meninggal, kalian semua, saudara-saudaraku, datanglah dengan mengenakan busana putih ya. Harus putih, karena Eyang tidak suka warna hitam'," ungkap Petty dengan mata berkaca-kaca saat ditemui di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2025). Pernyataan ini pun mengundang perhatian banyak pihak yang hadir.

Bagi sebagian orang, permintaan tersebut mungkin terasa unik, bahkan di luar kebiasaan umum. Namun, bagi Petty, permintaan itu adalah representasi dari jiwa seni seorang Titiek Puspa yang penuh dengan makna dan simbolisme mendalam. Warna putih, dalam pandangan Eyang Titiek, memiliki arti tersendiri yang mungkin tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata secara gamblang.

"Ya, namanya juga seniman. Beliau memiliki nilai-nilai tersendiri, daya nalar yang khas tentang mengapa memilih putih dan mengapa menghindari hitam," lanjut Petty, mencoba memahami filosofi di balik permintaan ibundanya.

Sebagai seorang anak, Petty Tunjungsari merasa terpanggil untuk memegang teguh pesan terakhir ibundanya. Baginya, permintaan Titiek Puspa bukan sekadar instruksi biasa, melainkan sebuah amanat yang sakral, yang pantang untuk dilanggar. Apalagi dalam tradisi Jawa yang dianutnya, pesan seorang ibu memiliki kekuatan yang luar biasa.

"Kalau bagi kami, orang Jawa, apa yang diucapkan ibu, apa yang diperintahkan ibu, bagi seorang anak adalah lebih dari sekadar instruksi. Itu adalah amanat yang jika dilanggar, akan mendatangkan malapetaka," tegas Petty dengan nada penuh keyakinan.

Titiek Puspa menghembuskan nafas terakhir pada hari Kamis (10/4/2025) di usia 87 tahun. Sebelumnya, beliau sempat menjalani perawatan intensif di RS Medistra setelah mengalami pecah pembuluh darah otak. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia hiburan Tanah Air, namun warisan seninya akan terus abadi.

Perjalanan karir Titiek Puspa diwarnai dengan berbagai prestasi gemilang. Ia dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, pemain film, dan juga ikon fashion yang selalu tampil memukau. Karya-karyanya yang hits seperti "Kupu-Kupu Malam", "Bing", dan "Apanya Dong" telah menjadi bagian dari sejarah musik Indonesia dan terus dinikmati lintas generasi. Selain itu, Titiek Puspa juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan.

Kepergian Titiek Puspa bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Ia adalah sosok inspiratif yang telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan seni dan budaya Tanah Air. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.